in

Dinkesda Blora Tekankan Pentingnya Komitmen Bersama Perangi TBC

Pertemuan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Tuberkulosis serta koordinasi Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis, Rabu, (24/9/2025), bertempat di Aula Bawah Dinkesda Kabupaten Blora. (Foto : blorakab.go.id)

 

HALO BLORA – Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Pemerintah Kabupaten Blora mencatat hingga September 2025, sebanyak 1.144 warga Blora positif menderita penyakit Tuberkulosis (TBC).

Mereka tersebar pada 16 kecamatan yang dipantau dan mendapatkan pelayanan pengobatan secara intensif di 12 puskesmas.

Hal itu mengemuka dalam pertemuan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Tuberkulosis serta koordinasi Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis, Rabu, (24/9/2025), bertempat di Aula Bawah Dinkesda Kabupaten Blora.

“Penyakit TBC, Mamalia adalah satu kesatuan penyakit yang luar biasa, untuk di Kabupaten Blora sudah ada 1.144 positif tersebar 16 kecamatan di 12 Puskesmas,” terang Sekretaris Dinkesda Blora, Nur Betsia Bertawati, seperti dirilis blorakab.go.id.

Nur Betsia Bertawati memaparkan pertemuan ini bertujuan untuk meninjau kembali pelaksanaan Rencana Aksi Daerah (RAD) TBC yang telah dijalankan, mengevaluasi capaian, serta mengidentifikasi tantangan dan kendala di lapangan.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah koordinasi antar sektor, guna memperkuat kolaborasi dan sinergi dalam upaya percepatan eliminasi TBC di Kabupaten Blora.

“Kami sampaikan terima kasih untuk kehadirannya kepada tim percepatan penanggulangan TBC Kabupaten Blora, pentingnya komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan, baik dari sektor kesehatan maupun non-kesehatan, dalam memerangi TBC yang masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat,” jelasnya, seperti dirilis blorakab.go.id.

Ia menyebut, program ini merupakan bagian dari program Presiden Indonesia Prabowo Subianto, yang mana harus ada penurunan 80 persen se indonesia.

“Penanggulangan TBC tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Diperlukan dukungan lintas sektor agar upaya kita lebih terarah dan berdampak nyata di masyarakat. Harapannya dari kemungkinan yang tertular, kita mencari bersama-sama agar tidak banyak yang tertular,” jelasnya.

Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkesda Blora, Sutik, mengungkapkan, untuk pencegahan penanggulangan TBC dalam satu minggu dievaluasi dari provinsi, dan dari dinas kesehatan blora sendiri baru sekali di evaluasi.

“Rencana aksi daerah sudah dibuat tahun 2018, karena adanya penyakit corona kita ulangi kembali untuk penanggulangan kembali. Hingga saat ini sudah ada 1.144 kasus positif TBC yang tersebar di 16 Kecamatan di 12 Puskesmas, mereka, mendapatkan pelayanan kesehatan. Targetnya adalah 1.774,” kata Sutik.

Sehingga untuk eliminasi TBC, perlu membuat rencana aksi daerah dan membuat tim percepatan aksi daerah, karena, ini merupakan bagian program prioritas utama.

“Penderita TBC rangking kedua sedunia. Untuk menuju eliminasi, perlu adanya penyediaan alat-alat kesehatan, pengobatan, pencegahaan,” jelasnya.

Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Blora, Agus Puji Mulyono, menyatakan program ini menjadi kewajiban kita semua untuk menanggulangi TBC, karena semakin hari, semakin bulan, semakin meningkat.

“Penanggulangannya bagaimana ? Tentu membutuhkan edukasi yang seperti apa agar kedepannya kasus TBC segera menurun dan terlaksana, juga membutuhkan semangat dan kerja keras kita, paling tidak mencapai angka 30 persen di Kabupaten Blora. Karena satu orang bisa menularkan 1.000 orang,” terangnya. (HS-08).

Olimpiade PAI Nasional IV Digelar, Ratusan Siswa di Kendal Antusias Mengikuti

Peringati Hari Tani, Bupati Sragen Sampaikan Pengurangan Dana dari Pusat dan Mengencangkan Ikat Pinggang