HALO SEMARANG – Sebanyak 700an karya puisi, akan bersaing menjadi yang terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Mahasiswa bertema “Budaya Toleransi di Masa Pandemi Covid-19” yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Galeri Gallery.
Tema itu sengaja dipilih untuk melihat bagaimana respon mahasiswa Indonesia atas wabah Covid-19.
Kemendikbud berharap, melalui puisi, mahasiswa dapat mewujudkan dan mengembangkan, juga menggambarkan sikap dan budaya toleransi yang hadir di masyarakat saat menghadapi wabah yang luar biasa ini.
Lomba ini ditutup pada 18 Desember 2020, dengan total lebih dari 700 naskah yang masuk. Peserta paling banyak berasal dari Universitas Diponegoro (222 orang). Kemudian diikuti Universitas Dian Nuswantoro Semarang (55), Universitas Muhammadiyah Semarang (35), Universitas Aisyiyah Yogyakarta (28), Politeknik Kudus (16), Universitas Negeri Semarang (14), dan Politeknik Negeri Semarang (9).
Selebihnya menyebar dari universitas luar Jawa diantaranya dari Sumatera (Universitas Aisyiah Sumbar, Universitas Maritim Raja Ali Haji Riau, Universitas Bangka Belitung, Universitas Negeri Padang, Universitas Pring Sewu Lampung), Kalimatan (Sekolah Tinggi Teknologi Kesehatan dan Sain Wiyata Husada Samarinda, Unmuh Palangka Raya), Universitas Muhammadiyah Button Sulawesi, Politeknik Kesehatan Jayapura, Universitas Muhammadiyah Mataram.
Sedangkan yang dari Jawa di luar Jawa Tengah antara lain Universitas Indonesia, UNJ, STAN, UPN Veteran, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sekolah Tinggi Farmasi Tangerang, Universitas Negeri Surabaya, Unisma Malang, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Trunojoyo Madura, UGM, ISI Yogyakarta, Universitas PGRI Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, UAD Yogyakarta, STIKES Aisyah Yogyakarta.
Juli Maheswari SS, salah satu panitia lomba mengatakan, dengan lomba ini, diharapkan ada gambaran yang lebih utuh bagaimana mahasiswa merespon kasus Covid-19, dan mengembangkan toleransi di masa pandemi ini.
“Melalui puisi, diharapan didapatkan gambaran bagaimana mahasiswa merespon wabah Covid-19 ini, terutama berkaitan dengan budaya toleransi dan kegotongroyongan. Sikap mahasiswa yang diwujudkan dalam bentuk puisi itu, bagaimana pun adalah cermin dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga dapat juga menjadi ukuran bagaimana di tengah pandemi, generasi muda kita, kaum milenial, merespon hal itu,” katanya, baru-baru ini.
Sementara ketua Galeri Gallery Semarang, Dr Teguh Hadi Prayitno, MM MHum MM tidak menyangka peserta yang akan membludak begitu banyak, mereka bersaing menjadi yang terbaik dalam lomba cipta puisi tersebut. Hadiah yang disediakan pun cukup besar, mencapai total Rp 27,5 juta.
Peserta yang dari perguruan tinggi di Jawa Tengah di antaranya Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Muhammadiyah Semarang, Politeknik Kudus, Universitas Negeri Semarang, Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang, dan Universitas Tidar Magelang.
Kemudian Universitas Stikubank, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas PGRI Semarang, UIN Walisongo, Universitas Sultan Agung Semarang, UNS Solo, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Unwahas Semarang, Poltekes Negeri Semarang, Unisnu Jepara, Universitas Muhammah Kudus dan beberapa perguruan tinggi lainnya.
“Ini menunjukkan bawa mahasiswa memiliki perhatian pada dunia sastra, khususnya puisi. Padahal tidak semua perguruan tinggi itu memiliki fakultas ilmu budaya atau fakultas sastra,” kata Teguh.
Nama-nama pemenang akan diumumkan dalam acara anugerah lomba cipta puisi mahasiswa 2020, Kamis 31 Desember.(HS)