in

Workshop #SemarangWegahNyampah, Dorong Masyarakat Kreatif Manfaatkan Sampah

Para peserta memperoleh penjelasan saat mengikuti Workshop Pemanfaatan Sampah yang berlangsung Kamis (19/12/2019) di Gedung Balai Kota Semarang lt 8.

 

 

HALO SEMARANG – Gencar berbenah dalam pengelolaan sampah, Pemerintah Kota Semarang melakukan berbagai upaya penanganan. Tak hanya berhenti dalam pembuatan regulasi melalui Peraturan Wali Kota Semarang Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pengendalian Penggunaan Plastik, pemkot Juga mendeklarasikan Gerakan #semarangwegahnyampah, serta menyelenggarakan Workshop Pemanfaatan Sampah yang berlangsung Kamis (19/12/2019) di Gedung Balai Kota Semarang lt 8.

Tak hanya melarang penggunaan plastik seperti kantong, sedotan, dan gelas plastik serta stereofoam, pemkot juga mendorong masyarakat untuk melakukan pemanfaatan sampah agar tidak langsung terbuang di TPS Jatibarang.

Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin saat membuka acara menyebutkan, bahwa peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan produksi sampah di suatu kota. Tak terkecuali Kota Semarang di mana menurut DLH, setiap harinya warga di kota ini menghasilkan 1.400 ton sampah ke TPA Jatibarang. Bahkan tidak sampai 2046, produksi sampah dapat mencapai 2.000 ton perhari.

“Pengelolaan sampah hendaknya dilakukan dari hulu hingga hilir, tidak dapat dikerjakan pemerintah seorang diri, namun juga membutuhkan peran aktif masyarakat. Sayangnya, mindset masyarakat kita masih menganggap bahwa sampah adalah barang sisa pakai, tak bernilai dan tak bermanfaat. Padahal sebaliknya, bila kita memiliki kemauan untuk mengelola sampah, maka kita akan menemukan sebuah barang yang memiliki value untuk peningkatan ekonomi maupun nilai kegunaan, seperti listrik, pupuk atau barang-barang reuseable lain,” ujarnya.

Sementara Alexander Iqbal dari Kertabumi menyebutkan, untuk membangun gaya hidup nol sampah harus dimulai dengan cara sederhana, yaitu dengan menghabiskan makanan kita.

“Selain itu dengan memberi nyawa kedua pada sampah kita. Artinya tidak kemudian dibuang, tetapi dengan mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat,” kata Iqbal.

Dalam workshop kali ini pemkot menggandeng Kertabumi Klinik Sampah sebagai fasilitator. Harapannya melalui workshop kali ini dapat memberikan pengalaman mengolah & mengubah sampah sehingga memiliki value/nilai lebih kepada para peserta.

Kegiatan workshop ini dibagi menjadi beberapa sesi, mulai dari Edukasi Sampah, Daur Ulang Minyak Jelantah menjadi Lilin, Daur Ulang Kresek menjadi Sarung Hp, Daur Ulang Kemasan Plastik menjadi Bantal.

Berbagai macam produk daur ulangnya pun dipamerkan saat pelaksanaan workshop, seperti kresek yang diubah menjadi tas, kresek menjadi sendal jepit, tutup botol diubah menjadi ubin, botol plastic menjadi anting-anting, dll.
Tak disangka antusiasme peserta sangat tinggi. Peserta yang hadir pun dari berbagai kalangan dari pengelola bank sampah di sejumlah kelurahan, perwakilan komunitas, desainer, guru, hingga aktifis lingkungan.

Ani perwakilan dari Komunitas Orangtualogy menyebutkan, bahwa kegiatan ini sangat edukatif dan bermanfaat.

“Saya senang, di sini saya jadi tahu bagaimana mengolah limbah yang saya hasilkan sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Rencananya pun akan saya bagikan ke komunitas agar informasinya dapat mengalir dan dimanfaatkan juga untuk orang lain,” pungkasnya sembari menunjukkan sarung hp dari kresek buatannya.

Dari Workshop ini harapannya warga Semarang memiliki kesadaran betapa pentingnya mengolah sampah secara mandiri. Sampah rumah tangga, khususnya yang banyak ditemui adalah kantong kresek, bisa didaur ulang dan menjadi barang yang bermanfaat.(HS)

Arock 80’s Allwiko Cafe Purwokerto, Ajang Edukasi Rock Musik Lintas Generasi

BMH Gelar Kisah & Muhasabah Bersama 4.000 Anak TPQ se-Jateng