HALO SEMARANG – Warga sekitar Kecamatan Tugu, Kota Semarang meminta pemerintah Kota Semarang melakukan pengerukan lumpur atau sedimentasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Plumbon. Sebab, jika Kali Plumbon meluap akan berdampak kepada warga sekitar yang kerap terkena banjir ketika musim hujan.
Apalagi jika hujan deras dengan durasi yang cukup lama seperti beberapa waktu lalu, membuat kapasitas Kali Plumbon tidak bisa menampung debit air yang besar sehingga meluber ke perkampungan warga.
Salah satu warga, Agus mengatakan pengerukan sedimentasi kali Plumbon yang mengalir di wilayahnya yang juga berbatasan dengan Kali Bringin harus segera ditangani. Sebab akibat sedimentasi yang tinggi, warga menjadi was-was saat hujan deras mengguyur Kota Semarang yang cukup deras.
“Kalau tiap musim hujan datang dan terjadi hujan deras membuat debit Kali Plumbon tinggi, kadang hingga meluap dan menggenangi jalan kampung dan masuk rumah warga. Bahkan karena tidak kuat menahan derasnya aliran air hujan, membuat dinding talut yang sudah tua pun jebol dan airnya meluber merendam jalan permukiman,” katanya, Minggu (6/3/2022).
Dirinya berharap, Pemkot Semarang melalui Dinas PU atau Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana segera menangani agar wilayahnya aman dari banjir. “Kalau dikeruk lumpurnya, warga jadi tenang. Apalagi kondisi Kali Plumbon saat ini dangkal sudah lama tak dikeruk. Sehingga aliran air bisa banyak yang tertampung dan ketinggian airnya tidak menyebabkan banjir masuk kampung,” imbuhnya.
Seperti diketahui, akibat hujan deras beberapa waktu lalu, di wilayah Kecamatan Tugu, dan Kecamatan Ngaliyan menyebabkan tiga titik talut jebol. Yakni dua titik talut Kali Bringin dan satu titik di Sungai Plumbon. Tepatnya di RT 4 RW 4 Mangunharjo, Kecamatan Tugu. Talut yang jebol sepanjang 15 meter.
Sebelumnya, Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono mengatakan, untuk antisipasi banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) selalu dipantau setiap saat. Pihaknya melakukan pemantauan dengan Early Warning System (EWS) juga dilengkapi Closed Circuit Television (CCTV) untuk memonitor di tujuh titik DAS rawan banjir. Kalau di DAS Plumbon 2 titik, 3 titik di Kali Bringin, 1 titik di Kali Pengkol dan 1 titik di Kali Babon. “Tiap saat titik DAS kami lakukan pemantauan dan monitor,” pungkasnya.(HS)