HALO SEMARANG – Banjir masih merendam Kota Semarang, Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk menjadi salah satu kelurahan yang hingga hari ketujuh masih terendam dengan ketinggian air bervariasi.
Terdapat empat RW yang terendam, mulai dari 30 hingga 80 cm.
Siti Untari, warga Kelurahan Trimulyo mengaku, daerahnya menjadi langganan banjir, baik banjir kiriman dari Ungaran, Kabupaten Semarang melalui Sungai Babon maupun tingginya pasang air laut (rob).
“Saya lahir di Trimulyo, kecil sampai sekarang saya tetap di sini. Sudah terbiasa mengalami banjir, di sini itu bisa dianggap langganan banjir. Banjir kiriman Sungai Babon dan rob,” tutur Siti dengan nada rendah.
Namun, tambahnya, banjir kali ini adalah banjir terparah dan terlama selama dia tinggal di Kelurahan Trimulyo.
“Banjir ini lama, sudah seminggu. Padahal pompa untuk nyedot air sudah dilakukan, ini paling parah selama saya tinggal di sini,” ucap Siti.
Siti mengatakan, perhatian dari pemerintah menurutnya sudah baik. Seperti cepat dalam melakukan evakuasi pada hari pertama, Sabtu (6/2/2021), dan pemberian bantuan berupa makanan serta pelayanan kesehatan.
“Pemerintah cukup baik dalam evakuasi hari pertama, diberi makan pagi, siang, dan sore. Saya juga dapat tensi dan salep buat kaki warga yang gatal-gatal,” pungkasnya.
Senada yang disampaikan Sarwani, warga setempat, menurutnya, banjir kali ini adalah yang terparah selama 63 tahun dirinya tinggal di Kelurahan Trimulyo.
“Usia saya 63 tahun, ini banjir yang parah. Di sini itu ibaratnya seperti kubangan, ya setiap ada banjir pasti sulit surut, jika tidak disedot dengan pompa. Padahal pompa sudah banyak yang ada di sini,” tutur Sarwani.
Sarwani berharap penambahan pompa di daerahnya segera direalisasikan, sebab meskipun seluruh pompa air yang difungsikan, masih kurang untuk menurunkan debit air.
Lurah Trimulyo, Catarina Hevy Herawati, merespon keluhan yang disampaikan warganya. Catarina menuturkan, pihaknya sudah berusaha memaksimalkan dalam penanganan bencana banjir kali ini.
Seperti menambah jumlah pompa untuk menyedot air yang dialirkan ke Sungai Babon.
“Sebenarnya, kami sudah menambah pompa untuk mengurangi debit air. Di Kelurahan Trimulyo ada lima pompa besar dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, BBWS juga bantu pengadaan satu pompa tapi kecil. Di kolam retensi juga ada satu pompa kecil. Kami juga meminta bantuan Dinas Pekerjaan Umum, dibantu satu pompa kecil. Total pompa ada delapan,” papar Catarina.
Total pompa air yang dimaksimalkan hingga saat ini berjumlah delapan, di antaranya lima pompa besar dan tiga pompa kecil.
Pihaknya secara masif telah melaporkan kepada dinas-dinas terkait, ihwal penanganan banjir yang rutin melanda wilayah yang dipimpinnya.(HS)