HALO SEMARANG – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menunjukkan respons cepat dengan mengunjungi langsung lokasi kebakaran yang melanda dua wilayah, Sendangguwo dan Palebon, pada Rabu, 24 September 2025. Kunjungan ini tidak hanya untuk mengevaluasi dampak musibah, tetapi juga untuk memastikan warga terdampak mendapat dukungan penuh dari pemerintah kota dan komunitas sekitar.
Agustina menyapa warga yang masih berjuang pulih dari kejadian tragis tersebut. Ia memuji kerja keras berbagai pihak, mulai dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yang bergerak sigap menangani kebakaran. “Saya sangat tersentuh melihat semangat gotong royong warga Semarang. Bantuan dari masyarakat begitu luar biasa, dan ini adalah cerminan kekuatan kota kita,” ujarnya di tengah kerumunan warga.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang langsung mengerahkan sejumlah instansi untuk penanganan lanjutan. Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mulai memasang kamera pengawas (CCTV) di lokasi untuk meningkatkan keamanan dan mencegah insiden serupa di masa depan. Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tengah menertibkan area terdampak, membersihkan puing, dan merancang revitalisasi.
Agustina mengungkapkan visi ambisius untuk mengubah area bekas kebakaran menjadi ruang publik yang bermanfaat. “Setelah ditata, lokasi ini bisa jadi tempat nongkrong, area duduk santai, atau bahkan lahan parkir terorganisir. Ini juga langkah strategis untuk mencegah pembuangan sampah sembarangan, yang sering dilakukan pihak luar,” jelasnya. Rencana ini disambut antusias oleh warga, yang melihatnya sebagai peluang untuk mempercantik lingkungan mereka.
Hingga kini, penyebab kebakaran masih diselidiki oleh kepolisian. Agustina menekankan pentingnya segera mengidentifikasi akar masalah untuk mencegah kejadian serupa. “Kebakaran akibat korsleting listrik sering terjadi. Kami imbau warga untuk memeriksa instalasi listrik di rumah dan menghindari penggunaan kabel yang tidak standar,” katanya, seraya menegaskan bahwa edukasi keselamatan akan menjadi prioritas.
Kebakaran di Sendangguwo dan Palebon, yang terjadi di tengah musim pancaroba, menjadi pengingat akan kerentanan kota terhadap bencana di masa peralihan cuaca. Agustina mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap kondisi lingkungan. “Pancaroba membawa cuaca ekstrem, dari panas menyengat ke hujan tak terduga. Tekanan udara tinggi juga bisa memengaruhi kesehatan. Saya ajak warga jaga pola makan, istirahat cukup, dan tetap tenang dengan latihan pernapasan sederhana,” tuturnya, menawarkan saran praktis untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental.
Kunjungan Wali Kota ini lebih dari sekadar inspeksi; ia menjadi simbol solidaritas dan harapan. Dengan langkah konkret seperti pemasangan CCTV, penataan ulang area, dan edukasi keselamatan, Pemkot Semarang menunjukkan komitmen untuk tidak hanya memulihkan, tetapi juga membangun kembali dengan lebih baik. Semangat gotong royong yang terlihat di lapangan—dari petugas hingga warga biasa—menegaskan bahwa Semarang adalah kota yang tangguh, mampu bangkit dari musibah dengan kekuatan komunitas.
Di tengah upaya pemulihan, Agustina menegaskan bahwa Pemkot akan terus mendampingi warga terdampak. “Kami ingin memastikan tidak ada yang merasa sendiri. Bersama, kita bisa membangun lingkungan yang lebih aman dan nyaman,” pungkasnya, disambut anggukan setuju dari warga yang hadir.
Kebakaran ini, meski tragis, menjadi momentum bagi Semarang untuk memperkuat infrastruktur kota dan kesadaran kolektif. Dengan langkah proaktif dan semangat kebersamaan, kota ini bergerak menuju masa depan yang lebih siap menghadapi tantangan.(HS)
