HALO SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi hari ini, Jumat (8/3/2019) memimpin panen “melon basket” di Kawasan Agro Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Pria yang akrab disapa Hendi ini dalam sambutanya berpesan, supaya para petani di Kota Semarang yang jumlahnya hanya 45 ribu petani, bisa lebih kreatif dan inovatif mengembangkan usaha pertaniannya. Terutama usaha pertanian di lahan yang sempit. Apalagi Kota Semarang hanya memiliki lahan pertanian seluas 2.500 hektare.
“Saya mengapresiasi panen melon basket ini. Tapi ke depan petani harus memiliki inovasi dalam pengolahan hasil panen. Kalau hanya buah melon saja yang dijual, harga tidak bisa maksimal,” katanya.
Melalui Dinas Pertanian, pihaknya akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam upaya pengolahan hasil panen. Misalnya jika ada petani yang ingin mengembangkan hasil panen dengan membuat sirup melon. Juga bisa membuat manisan dari bahan dasar melon basket ini.
“Yang kemudian petani merasakan pada saat dipanen, buah bisa dijual setelah diolah. Harga jualnya lebih tinggi setelah diolah. Petaninya juga tidak boleh ada persoalan dengan pupuk. Bagaimana menjaga hasil panen, itu menjadi pekerjaan rumah Dinas Pertanian,” bebernya.
Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Rosdiana mengungkapkan, buah melon basket atau dalam bahasa latinnya cucumis melo memiliki keunggulan tersendiri dibanding buah melon lainya.
Sebanyak 384 buah melon basket jenis faritas unggul Rangipo yang ditanam di atas lahan Green House Agro Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang ini memiliki keunggulan bisa dipanen dalam usia 90 hari, rasa lebih kenyal, tidak mudah membusuk, serta rasanya lebih manis.
“Di samping itu kekuatan dari busuk juga agak lama, tidak seperti melon-melon biasanya,” tegas Rosdiana.
Dari sisi harga, Rosdiana menjelaskan, jika melon biasa seharga sekitar antara Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu, melon basket harganya mencapai Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu/kg.
Namun bibit dari melon basket ini masih diimport dari negeri Tiongkok. Sehingga ke depan Dinas Pertanian Kota Semarang akan berupaya untuk mengembangkan pembibitan di Green House Agro Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
“Melon yang dipanen memang benihnya masih belum bisa diproduksi. Kami masih mengambil dari Tiongkok. Jadi kami kerja sama dengan Krispipam, yang sudah dahulu membudi dayakan, lalu kita budi dayakan di Green House,” tandas Rosdiana.
Sebagai informasi, akhir-akhir ini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sedang gencar-gencarnya mempromosikan dan membangun agro wisata (wisata alam dan pertanian) di beberapa wilayah pinggiran di Kota Semarang. Selain di Desa Kandri, Kecamatan Gununggpati dan Agro Purwosari, Kecamatan Mijen, akan ada dua agro wisata lagi di Kota Semarang. Keduanya yaitu Agro Wisata Wates dan Agro Wisata Pelalangan. Saat ini, kedua objek wisata tersebut masih dalam penataan dan pengerjaan dari Dinas Pertanian Pemkot Semarang.(HS)