in

Ungkapkan Duka Cita Wafatnya Paus Fransiskus, Prabowo : Dunia Kehilangan Panutan, Gibran : Wariskan Jembatan Antaragama

 

HALO SEMARANG – Ungkapan duka cita disampaikan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, atas wafatnya Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus yang lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, dengan nama Jorge Mario Bergoglio, wafat dalam usia 88 tahun, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, Senin (21/4/2025) pada pukul 07.35 waktu setempat.

Dalam pernyataan resminya, Presiden Prabowo mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok panutan dunia yang tulus memperjuangkan nilai-nilai perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan.

“Dengan rasa duka yang mendalam, saya menerima kabar mangkatnya Sri Paus Fransiskus. Dunia kembali kehilangan sosok panutan yang memiliki komitmen besar terhadap perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan,” ujar Presiden Prabowo, seperti dirilis setkab.go.id, Senin (21/4/2025).

Presiden Prabowo juga mengenang kembali momen istimewa, ketika Sri Paus mengunjungi Jakarta, 2024 silam.

Menurutnya, kunjungan tersebut meninggalkan jejak yang kuat bukan hanya di kalangan umat Katolik, tetapi juga di hati seluruh rakyat Indonesia.

“Kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Jakarta tahun lalu telah memberi kesan yang mendalam, tidak hanya di kalangan umat Katolik namun di hati seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.

Lebih lanjut, Presiden Prabowo turut memuji nilai-nilai yang senantiasa diperjuangkan oleh Paus Fransiskus sepanjang kepemimpinannya. Mulai dari kesederhanaan, keberpihakan terhadap kaum miskin, serta kepedulian lintas agama dan bangsa.

“Pesan kesederhanaan, pluralisme, keberpihakan kepada orang miskin, dan kepedulian Sri Paus terhadap sesama akan selalu menjadi teladan bagi kita semua,” kata Presiden.

Pada akhir pernyataannya, Presiden Prabowo pun memberikan penghormatan terakhir bagi mendiang pemimpin Gereja Katolik tersebut.

Jembatan Antaragama

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka juga menyampaikan duka mendalam, atas wafatnya Paus Fransiskus.

Melalui unggahan di akun Instagramnya @gibran_rakabuming, Wapres mengatakan dunia kehilangan seorang pemimpin spiritual yang lembut, penuh kasih, dan teguh dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.

“Atas nama pribadi dan bangsa Indonesia, saya menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Sri Paus Fransiskus,” demikian tulis Gibran.

Menurutnya, Sri Paus Fransiskus juga mewariskan semangat persaudaraan antaragama.

“Warisan beliau dalam membangun jembatan antaragama, merawat bumi, dan memperjuangkan yang tertindas akan terus hidup dalam hati umat manusia,” ungkap Gibran.

“Doa dan simpati dari kami bangsa Indonesia. Semoga damai menyertai beliau, dan cinta kasihnya tetap menjadi suluh bagi dunia,” sambungnya.

Pemakaman Disederhanakan

Sebelumnya, kabar wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus, disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, dalam pengumuman resmi yang dilansir Vatican News pada pukul 09.45 pagi waktu setempat.

“Saudara-saudari terkasih, dengan duka yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” ungkap Kardinal Kevin Farrell.

Kardinal Farrell menambahkan bahwa Paus Fransiskus telah mengajarkan dunia untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, terutama bagi mereka yang miskin dan terpinggirkan.

“Dengan rasa syukur yang tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasih dari Tuhan Yang Maha Esa dan Tritunggal,” katanya.

Sebelumnya, Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada 14 Februari 2025 setelah mengalami bronkitis.

Kondisinya memburuk dan didiagnosis menderita pneumonia bilateral pada 18 Februari.

Setelah 38 hari menjalani perawatan intensif, ia kembali ke kediamannya di Vatikan untuk melanjutkan pemulihan, namun kesehatannya terus menurun.

Menjelang akhir hayatnya, pada April 2024, Paus Fransiskus telah menyetujui edisi terbaru buku liturgi untuk pemakaman kepausan, yang akan menjadi pedoman dalam Misa Requiem mendatang.

Menurut Uskup Agung Diego Ravelli, Master of Apostolic Ceremonies, Paus Fransiskus meminta agar pemakaman disederhanakan dan lebih menekankan pada iman Gereja terhadap kebangkitan Kristus.

“Ritus yang diperbarui ini berusaha untuk lebih menekankan bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang pendeta dan murid Kristus, bukan pemakaman seorang tokoh dunia yang berkuasa,” jelasnya.

Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang rendah hati, dekat dengan umat, dan tegas dalam memperjuangkan keadilan sosial serta perlindungan lingkungan.

Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik dan masyarakat dunia yang mengaguminya sebagai pemimpin spiritual yang penuh kasih dan welas asih. (HS-08)

Sejumlah Tokoh Sampaikan Duka Cita Wafatnya Paus Fransiskus

Sorot Kondisi Politik Terkini, Mahasiswa MIP Unwahas Gelar Kuliah Umum dan Bedah Buku “Pasar Gelap Demokrasi” Karya Rofiq Mahfudz