HALO SEMARANG – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah, dituntut untuk memiliki strategi dan menyesuaikan diri di tengah perkembangan zaman. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko dalam acara Pemantapan Ketahanan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Bagi Masyarakat, yang diselenggarakan Kesbangpol Jateng di Banyubiru, Kabupaten Semarang, Selasa (8/3/2022).
Dikatakan, UMKM merupakan salah satu unit usaha yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia. UMKM juga merupakan salah satu penyokong perekonomian di Indonesia, khususnya pada masyarakat golongan bawah dan menengah. UMKM memiliki peran strategis dalam upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja, sehingga pengangguran akibat tidak terserapnya angkatan kerja dalam dunia kerja menjadi berkurang.
“Pada awal tahun 2020, serangan pandemi Covid-19 telah memicu sentimen negatif terhadap berbagai lini bisnis, khususnya bisnis UMKM. Dampak negatif akibat pandemi ini telah menghambat pertumbuhan UMKM. Pergerakan ekonomi Indonesia yang didominasi oleh pelaku UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional terdampak oleh adanya pandemi, bukan hanya pada aspek produksi dan pendapatan saja, namun juga pada jumlah tenaga kerja yang harus dikurangi dan lain-lain,” katanya.
UMKM, katanya, kurang memiliki ketahanan dan fleksibilitas dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini dikarenakan beberapa hal. Seperti tingkat digitalisasi yang masih rendah, kesulitan dalam mengakses teknologi, dan kurangnya pemahaman tentang strategi bertahan dalam bisnis.
“Dalam kondisi pandemi seperti ini, para pelaku UMKM harus mampu merespon perubahan-perubahan perilaku dan pola konsumen sebagai akibat dari adanya pandemi Covid-19. Pandemi telah memicu perubahan perilaku konsumen, di mana pada kondisi seperti saat ini konsumen lebih memilih untuk belanja secara online. Peluang besar bagi para pelaku UMKM khususnya UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital untuk bertahan atau bahkan melaju atau berkembang di tengah pandemi Covid-19,” tegasnya.
Maka untuk itu, UMKM harus memiliki strategi untuk dapat bertahan di tengah pandemi ini dan dituntut dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi yang terjadi, termasuk perkembangan zaman. Sehingga dapat mengubah tantangan yang ada menjadi peluang.
“Karena UMKM yang dapat bertahan adalah UMKM yang responsive terhadap perubahan sekitar dan mampu menyesuaikan diri, baik dari segi produk, sistem pemasaran dan penjualan maupun penggunaan teknologi yang mendukung bisnis. Selain itu, perlu adanya dukungan ataupun dorongan dari pemerintah dalam mewujudkan pengembangan UMKM di tengah pandemi Covid-19,” tegasnya.
Pihaknya juga mendorong pemerintah agar menguatkan program digitalisasi UMKM untuk menyelamatkan ekonomi Jateng dari krisis. Apalagi, katanya, potensi pertumbuhan UMKM Jateng masih sangat besar.
“Jika tidak segera berinovasi, dikhawatirkan potensi UMKM Jateng akan tergerus perkembangan zaman. Pelaku UMKM harus mampu mengikuti tren digital ini,” kata politisi Partai Gerindra ini.(Advetorial-HS)