in

TMMD 2019 Bidik Sarana Vital Pertanian

Anggota TNI bersama warga membangun infrastruktur jalan di lokasi TMMD reguler ke 105 tahun 2019.

 

HALO SEMARANG – Kesejahteraan masyarakat pedesaan di wilayah Jawa Tengah yang mayoritas hidup sebagai petani, sangat dipengaruhi oleh hasil panen sebagai sumber pendapatan.

Namun besar kecilnya pendapatan tidak hanya dipengaruhi hasil panen saja, tetapi juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana pendukung lainnya, seperti jalan, jembatan, dan irigasi.

Kapendam IV/Diponegoro, Kolonel Arh Zaenudin mengatakan, untuk itu pihaknya ingin membantu masyarakat dengan pembangunan sarana fisik berupa pembangunan jalan, jembatan dan sarana irigasi dalam program TMMD Reguler ke 105 tahun 2019 ini.

Khususnya bagi masyarakat pedesaan di Jawa Tengah yang mayoritas berprofesi sebagai petani.

“Sarana tersebut mutlak ada untuk mendukung usaha pertanian mulai dari pengolahan tanah hingga pasca panen,” kata Kapendam, di kantor Pendam IV/Diponegoro, Kompleks Makodam, belum lama ini.

Menurut Kapendam, saluran irigasi merupakan sarana vital sebagai penyedia air yang termasuk dalam kebutuhan pokok pertanian selain bibit, pupuk dan obat-obatan. Tanaman yang kekurangan air pertumbuhannya menjadi kerdil, meski bibitnya bagus dan pupuk serta obat-obatannya lengkap. Sehingga hasil panen pun akan jauh dari harapan.

Selain itu, lahan kering yang hanya mengandakan air hujan (tadah hujan) di beberapa wilayah di Jawa Tengah, tentu tidak bisa diolah sepanjang tahun. Ini berarti hasil panennya juga tidak bisa maksimal.

“Bila hal ini terjadi, sudah barang tentu hasil panen para petani tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan petani menjadi tidak sejahtera,” katanya.

“Dengan lahan kering atau tadah hujan, para petani tidak bisa leluasa menggarap lahannya, sehingga mereka mengalami masa di mana kehilangan mata pencaharian (masa paceklik-red),” imbuh Kapendam.

Demikian juga dengan tidak adanya akses jalan yang memadahi. Meskipun hasil panen mereka melimpah, tetapi jika tak didukung infrastruktur jalan yang baik maka petani akan kesulitan untuk menjual hasil panen.

Untuk memperoleh pendapatan, biasanya mereka akan menjual hasil panennya kepada tengkulak atau bahkan pengijon yang harganya jauh di bawah standar.

“Bila hasil pertanian melimpah tetapi tidak bisa segera menjual hasil panen dan harus menjual kepada tengkulak/pengijon dengan harga yang murah, bagaimana mereka akan sejahtera,” ungkap Kapendam.

Kapendam berharap, melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler 105, permasalahan kekurangan sarana vital pertanian di beberapa wilayah di Jawa Tengah dapat terpenuhi. Sehingga hasil pertanian meningkat, pendapatan bertambah, dan kehidupan petani menjadi lebih sejahtera.(HS)

Kontingen Indonesia Ditarget 40 Medali Emas di ASG 2019

Kalahkan PSS Dengan Skor 1-3, PSIS Jawab Keraguan