HALO SEMARANG – Tim Honda sedang menjalani periode sulit setelah mencetak hasil terburuk mereka dalam 40 tahun terakhir pada kejuaraan dunia grand prix alias MotoGP.
Pada MotoGP Jerman, 19 Juni lalu, tak ada satu pun pembalap Honda yang mencetak poin.
Salah satu faktor yang membuat Honda terpuruk adalah absennya Marc Marquez.
Dalam beberapa tahun terakhir peran Marquez di Honda begitu dominan.
Selain menjadi satu-satunya pembalap yang bisa membawa RC213V menang sejak 2019, Marc masih menjadi pembalap Honda terbaik di klasemen meski absen empat kali.
Honda tenggelam di klasemen konstruktor dengan menempati posisi buncit.
Satu-satunya hasil podium Honda terjadi pada balapan seri perdana MotoGP Qatar melalui Pol Espargaro yang finis di urutan ketiga.
‘’Kami tahu kami harus meningkat. Assen selalu menjadi sirkuit yang sulit dan sangat menuntut,’’ tutur Manajer Tim Repsol Honda Alberto Puig seperti dilansir dari Motosan.
Skuad Honda benar-benar tidak percaya pada Grand Prix (GP) Belanda di Sirkuit Assen, 26 Juni mendatang.
‘’Anda memerlukan motor dengan keseimbangan yang baik karena ada sejumlah tikungan cepat dan tikungan lain yang sangat lambat. Kontrol sangat diperlukan di Assen,’’ jelas Puig.
Pada MotoGP Belanda musim lalu, Honda mencetak hasil terbaik melalui Marquez yang finis di peringkat ketujuh.
Kendati susah, Honda menolak untuk menyerah.
Di tim pabrikan, Puig mengandalkan Pol Espargaro dan pengganti Marquez, Stefan Bradl.
‘’Kami harus menghentikan tren balapan buruk yang kami alami saat ini,’’ tegas Pol.
MotoGP Belanda menjadi balapan terakhir sebelum kejuaraan mengalami jeda selama lima pekan. (HS-06)