in

Tekan Angka Stunting, BKKBN Jateng Dorong Pencegahan Sejak Masa Kehamilan

Ilustrasi stunting.

 

HALO SEMARANG – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah (Jateng) menyebut angka stunting di Jateng masih cukup tinggi.

Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Jawa Tengah, Agus Pujianto mengungkapkan, data tersebut berdasarkan catatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 yang mencapai 27,68 persen.

Menurut Agus, faktor pernikahan dini menjadi salah satu penyebabnya. Angka stunting tertinggi akibat tingginya pernikahan anak ditemukan di Kabupaten Wonosobo dan Temanggung.

“Kita fokus pada 31 kabupaten, hanya empat kota yang tidak kita garap. Kota yang termasuk prioritas adalah Surakarta dan Semarang,” ujar Agus kepada halosemarang.id, belum lama ini.

Adapun beberapa kabupaten lain yang memiliki angka cukup banyak kasus stunting, seperti Kabupaten Brebes, Demak, Grobogan, dan Blora.

Selain pernikahan dini, terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya stunting. Di antaranya gizi, ekonomi, lingkungan, hingga sanitasi.
Pencegahan stunting dilakukan setelah lahir atau sejak hari pertama kelahiran (HPK).

Setelah saat itu, pemenuhan kebutuhan dasar sangat penting agar tumbuh kembang optimal.

Ia mengatakan, jika usia bayi lebih dari usia dua tahun, intervensi dan penanganan sulit diberikan. Oleh karenanya, pihaknya mendorong pencegahan stunting sejak masa kehamilan atau bayi dalam kandungan. Dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan pada dokter, untuk memenuhi kebutuhan dasar supaya dapat tumbuh kembang optimal.

Tidak hanya itu saja, demi menekan kasus tersebut, BKKBN juga melakukan pendampingan dari hulunya. Ia meminta sejak tiga bulan sebelum pasangan mendaftarkan pernikahan ke Kantor Urusan Agama (KUA), sebab di tahap ini dapat diketahui mana saja yang berisiko melahirkan bayi stunting.

“Misalnya remaja putrinya apakah mengalami anemia atau kurus. Termasuk usia menikah, 21 untuk wanita 25 untuk pria. Jadi kalau ada faktor resiko itu kami lakukan pendampingan,” kata Agus menjelaskan.

Perlu diketahui, stunting merupakan kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan, baik secara fisik maupun otaknya. Masalah ini disebabkan kurangnya gizi kronis karena rendahnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.(HS)

Lampu Penerangan Jalan Di Kota Semarang Akan Dimatikan Saat PPKM, Begini Respon Masyarakat

Pemkab Kendal Butuh 538 CASN dan 2.736 PPPK