in

Simbolkan Kesederhanaan, Jemaat Gereja di Batang Buat Pohon Natal dari Botol Plastik

Foto : batangkab.go.id

 

HALO BATANG – Perayaan Misa Malam Natal 2024, di Gereja Katolik Santo Yusup menggambarkan kesederhanaan dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal itu antara lain disimbolkan oleh panitia Natal yang memasang pohon Natal berbahan dasar botol plastik bekas air mineral.

Ketua Panitia Misa Malam Natal, Nuno Pereira KNP, mengatakan botol bekas kemasan air mineral, dipilih untuk menunjukkan agar umat senantiasa memanfaatkan barang-barang bekas, menjadi barang lain.

“Ini menjadi motivasi buat umat agar mengubah barang bekas jadi benda bernilai ekonomis, sekaligus berupaya meminimalisasi sampah plastik,” kata dia di halaman Gereja Katolik Santo Yusup, Kabupaten Batang, baru-baru ini.

Nuno menerangkan, dibutuhkan 300 botol bekas kemasan air mineral, untuk didaur ulang oleh jemaat. Adapun pembuatan pohon Natal unik tersebut, memakan waktu selama tiga hari.

“Aura yang dirasakan begitu luar biasa karena mengusung semangat menjaga kelestarian alam, dengan memanfaatkan barang bekas menjadi barang bernilai seni tinggi,” kata dia, seperti dirilis batangkab.go.id.

Tak lupa kisah kelahiran Yesus Kristus juya divisualisasikan berbentuk miniatur bayi Yesus Kristus yang ditempatkan dalam palungan didampingi Yusup dan Maria dikelilingi oleh beberapa ekor domba dalam kandang.

“Ini menggambarkan Tuhan Yesus yang lahir di dalam kandang domba, sesuai yang tercatat dalam Alkitab,” ungkapnya.

Sedangkan tema Malam Natal tahun ini mengusung “Marilah Kita Pergi ke Betlehem”, artinya agar umat ikut merasakan kembali suasana yang dirasakan Tuhan Yesus ketika dilahirkan, yakni menjadi terang di lingkungan keluarga.

Pelaksanaan Misa Malam Natal dipimpin langsung oleh Pastor Paskalis Tejo Wibowo, diikuti oleh 500 jemaat baik dari dalam maupun luar daerah.

Salah satu jemaat, Maria Nagita mengaku takjub dengan pernak-pernik pohon Natal yang terbuat dari daur ulang bekas botol air mineral.

“Pohon Natal yang terbuat dari botol plastik, itu menunjukkan bahwa kita bisa mengolahnya jadi hiasan semenarik itu,” tuturnya.

Yang pasti, pelajaran yang bisa dipetik adalah agar masyarakat Batang tidak menumpuk sampah plastik.

“Sampah plastiknya jangan sampai justru membuat banjir di kota kita,” ujar dia. (HS-08)

Evaluasi Program Desa Cantik, BPS Kota Pekalongan Tingkatkan Kualitas Data

Menko Polkam Pastikan Libur Natal-Tahun Baru Berlangsung Aman