HALO SEMARANG – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan.
Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan memperluas penggunaan refuse-derived fuel (RDF) dari sampah perkotaan, sebagai pengganti batu bara dalam proses produksi semen.
Kali ini, SIG menggandeng PT Reciraya Semesta Energi (Resinergi) untuk memastikan ketersediaan rantai pasok RDF yang berkelanjutan.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, dan Direktur Utama Resinergi, Bhima Aries Diyanto, di Kantor Pusat SIG, baru-baru ini.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal, menegaskan bahwa emisi gas rumah kaca (GRK) adalah ancaman serius bagi kehidupan global.
“Sebagai BUMN, SIG berperan aktif mendukung pemerintah dalam menurunkan emisi GRK hingga 31,89% pada tahun 2030,” kata dia, seperti dirilis bumn.go.id.
Inisiatif ini selaras dengan Sustainability Roadmap SIG 2030 dan arahan Kementerian BUMN untuk memperkuat aksi mitigasi perubahan iklim.
Donny juga mengungkapkan bahwa SIG telah menjadi pelopor dalam penggunaan RDF di industri semen sejak 2020.
Perusahaan kini merencanakan peningkatan pemanfaatan RDF di semua pabriknya. Melalui kolaborasi dengan Resinergi, SIG berharap dapat menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang mendukung pasokan RDF secara berkelanjutan.
“Kami berkomitmen menjadi offtaker RDF yang dihasilkan dengan tata kelola yang baik,” tambahnya.
Direktur Utama Resinergi, Bhima Aries Diyanto, menyambut baik kerja sama ini.
Menurutnya, inisiatif ini adalah langkah besar untuk menciptakan metode pengelolaan sampah berkelanjutan yang dapat menjadi acuan bagi perusahaan lain.
“Apa yang kita lakukan akan memberikan manfaat luar biasa, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga banyak pihak,” jelas Bhima.
Resinergi telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam pengelolaan TPST untuk mendukung pengurangan sampah.
Sebagai perusahaan solusi bahan bangunan terdepan di kawasan regional, SIG terus berkomitmen menjalankan prinsip keberlanjutan dalam operasionalnya.
Dengan pengalaman lebih dari 100 tahun dan dukungan enam anak perusahaan, SIG bertekad menjaga keanekaragaman hayati sekaligus mengurangi emisi GRK untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau. (HS-08)