in

Sekitar 300 Keluarga Terdampak Banjir Di Kecamatan Tugu Semarang

Camat Tugu, Kusnandir memberikan bantuan berupa paket sembako kepada warga yang terdampak banjir di wilayah Kecamatan Tugu, Sabtu (19/2/2022).

HALO SEMARANG – Total ada 100 rumah warga dan 300 keluarga di empat kelurahan yang menjadi korban banjir di Kota Semarang, Jumat (18/2/2022) lalu. Mereka yang menjadi korban banjir berada di Kelurahan Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, dan Mangunharjo di Kecamatan Tugu, dan di Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan.

Camat Tugu, Kusnandir mengatakan, banjir cukup parah terjadi di Kelurahan Mangkang Kulon dan Mangkang Wetan, hingga masuk ke rumah warga, jalan permukiman dan bagian teras rumah. “Total ada sedikitnya ada 100 rumah warga yang terendam, sedangkan yang terdampak sebanyak 300 keluarga,” katanya, Minggu (20/2/2022).

Dikatakan dia, banjir yang menggenangi rumah warga memang sudah surut sejak Jumat (18/2/2022) petang, namun warga masih khawatir banjir susulan akan terjadi saat hujan deras kembali melanda Kota Semarang. Dikatakan, banjir kali ini terjadi karena luapan Sungai Plumbon dan Sungai Beringin.

“Air melimpas ke rumah warga sekitar pukul 16.00 WIB, karena ada tanggul yang jebol, tapi setelah satu setengah jam, air mulai kering. Sehingga warga tidak ada yang mengungsi,” imbuhnya.

“Saat banjir surut, warga kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan lumpur dan sampah yang terbawa arus banjir. Pihak kecamatan pun telah memberikan bantuan bagi warga yang terdampak di antaranya sembako, tikar dan selimut. Senin (21/2/2022) besok, kami lanjutkan pemberian bantuan sembako ke warga,” sambungnya.

Dilanjutkan dia, jebolnya tanggul di Sungai Plumbon karena kapasitasnya yang tidak mampu menampung debit yang cukup besar saat hujan deras. “Akibat hujan deras pada Jumat (8/2/2022) lalu, menyebabkan tiga titik talut yang jebol, dua titik di Sungai Beringin dan satu titik di Sungai Plumbon. Yakni satu talut Kali Plumbon di RT 4 RW 4 Mangunharjo, talut yang jebol sepanjang sekitar 15 meter. Namun luapan air sungai tidak memasuki rumah warga, hanya melimpas ke kebun warga,” terangnya.

Sedangkan, dua titik talut jebol yaitu di Aliran Sungai Bringin, juga sepanjang 15 meter, sehingga menggenangi rumah di wilayah Mangkang Wetan dan Mangkangkulon. “Saat ini, talut yang jebol masih ditangani oleh pihak BWWS Pemali-Juana, DPU, Tagana, ormas dan RT/RW, dengan menutup talut yang jebol sementara dengan karung berisi pasir dan tanah,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya berharap ada segera perbaikan talut jebol di RT 1 RW 1, Mangkang Kulon, di aliran Sungai Plumbon. “Kita sudah berkoordinasi dengan BWWS Pemali-Juana, DPU untuk membantu penanganan talut yang jebol. Begitu juga titik talut jebol di Mangkang Wetan juga harus ditangani segera,” paparnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk waspada bila terjadi hujan deras, dengan segera mengamankan barang barangnya ke tempat yang agak tinggi. Sehingga meminimalisir kerugian materil dari masyarakat jika terjadi banjir susulan. “Warga diminta meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana banjir karena saat ini masih musim hujan,” katanya.

Salah satu warga, Riki mengatakan, warga meminta normalisasi Sungai Bringin bisa diselesaikan tepat waktu. Sehingga warga tidak kerap menjadi korban banjir saat musim hujan. “Saya berharap sungai Beringin bisa cepat rampung, biar warga tak was -was lagi terkena banjir saat musim hujan seperti sekarang,” pintanya.(HS)

30 Peserta Ikuti Ujian Profesi Advokat Yang Digelar DPC Peradi Kendal

Satpol PP Kota Semarang Akan Segel Pabrik Yang Terbukti Cemari Sungai Silandak