HALO KENDAL – Dalam rangka mengenalkan menu baru yang menjadi andalannya dan merayakan tiga tahun berdiri, Kopi Senthet menyelenggarakan lomba makan ayam “Steam Mblenger”, Sabtu (13/02/2021).
Keseruan terlihat dari setiap tahapan lomba makan ini. Ayam steam mblenger harus dihabiskan peserta yang berkelompok sebanyak tiga orang dalam waktu dua menit.
Pemilik Kopi Senthet Kendal, Muhammad Yulianto mengatakan, lomba makan ayam steam mblenger ini diikuti 90 peserta dengan dilaksanakan secara bertahap, agar tidak menimbulkan kerumunan.
“Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, antusias peserta yang penasaran dengan menu baru ini terlihat dari semangatnya mengikuti lomba,” terangnya.
Dikatakan, menu satu ekor ayam steam mblenger ini merupakan olahan andalan Kopi Sentet yang memadukan rempah-rempah pedas-manis dengan cita rasa lokal.
Ayam steam mblenger dimasak dengan cara direbus hingga ayam menjadi empuk dan lunak hingga ke tulang-tulangnya.
“Ini merupakan menu baru dari kami yang ingin mengenalkan rempah-rempah asli Jawa ke dalam masakan. Harapannya dengan menu murah ini, masyarakat bisa menikmati menu masakan yang murah tetapi berkhasiat untuk kesehatan,” jelasnya.
Menurut Yulianto, untuk lomba makan sendiri sengaja dibatasi pesertanya karena masih dalam masa pandemi.
“Kita batasi jumlah pesertanya karena jika tidak akan membludak, yang penting mereka bisa mewakili untuk mencicipi menu baru,” imbuhnya.
Ditambahkan Yulianto, penilaian lomba ada pada kecepatan dan kerapian serta kebersihan. Nantinya pemenang akan diumumkan pada puncak peringatan ulang tahun kopi Senthet.
“Ada juga peserta yang kewalahan untuk menghabiskan satu ekor ayam steam mblenger ini karena tidak terbiasa makan cepat. Namun, bagi peserta yang tidak bisa menghabiskan ayam dalam waktu dua menit, panitia tetap memberikan kesempatan untuk menghabiskan,” imbuhnya.
Selain menggelar lomba makan, juga diselenggarakan lomba foto dan vlog dengan tema Kopi Senthet.
“Bagi pecinta kuliner yang ingin menikmati menu ayam steam mblenger, cukup merogoh kocek Rp 52.000 saja sudah mendapatkan satu ekor ayam,” tukas Yulianto.
Salah satu peserta, Wina mengaku, butuh strategi dan pembagian tugas saat menghabiskan satu ekor ayam ini. Karena tidak hanya kecepatan dalam melahap makanan tetapi juga kebersihan meja.
“Jadi biar tidak terkesan berebut kita bagi siapa yang makan bagian atas, tengah dan bawah. Bumbu kuah juga dituangkan agar rasanya tidak membosankan karena keunikan masakan ini ada pada bumbu sausnya yang enak,” ungkapnya.(HS)