in

Rawan Pangan, Desa Boto Diusulkan Jadi Desa Pertanian Keluarga

Penyerahan bantuan cadangan pangan pemerintah daerah, di aula Kantor Desa Boto, Bancak, Kabupaten Semarang. (Foto :Jatengprov.go.id)

 

HALO SEMARANG – Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, mengusulkan ke Kementerian Pertanian, agar Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang bisa menjadi lokasi program Desa Pertanian Keluarga.

Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Dwi Kuspriyati pengusulan itu karena Desa Boto merupakan daerah rawan pangan, yang membutuhkan stimulan agar mampu mandiri.

Dia mengatakan Desa Pertanian Keluarga merupakan program khusus untuk desa rawan pangan, sesuai peta ketahanan dan kerawanan pangan (Food security and vulnerability atlas/FSVA), Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI.

Pemilihan Desa Boto, mengingat program desa mandiri pangan (Demapan) yang sebelumnya berjalan dinilai berhasil. Pencapaian itu karena kerja keras dan kesungguhan para anggota kelompok tani peserta program. Bantuan 30 ekor ternak kambing dari Kementan telah berkembang dan berdampak baik bagi kesejahteraan warga.

“Tahun ini sudah kami usulkan program Desa Pertanian Keluarga di Desa Boto. Selanjutnya menunggu verifikasi dan persetujuan dari Kementerian Pertanian,” terangnya di sela-sela acara penyerahan bantuan cadangan pangan pemerintah daerah di aula Kantor Desa Boto, Bancak, Jumat (13/11).

Menurut dia, jika usulan tersebut disetujui, maka Kementan akan memberikan dana stimulan. Kelompok tani terpilih dapat memanfaatkannya untuk mengembangkan pertanian terpadu.

“Jadi para anggota dapat menanam padi, tanaman keras dan beternak untuk meningkatkan ketahanan pangan,” katanya lagi.

Ditambahkan, di Jawa Tengah, lanjutnya, ada dua desa di Magelang dan Purworejo yang menjadi lokasi program desa pertanian keluarga.

Kepala Desa Boto Sjaichul Hadi mengakui, desa yang dipimpinnya termasuk rawan pangan. Dari tujuh dusun yang ada, hanya ada satu yang memiliki akses baik di pusat pemerintahan desa. Selain itu, sebagian besar warganya mengandalkan pertanian tadah hujan.

“Kami sudah kumpulkan kelompok tani untuk bersiap menjadi desa pertanian keluarga itu,” tegasnya.

Terkait bantuan cadangan pangan, pihaknya telah mengusulkan 98 keluarga penerima manfaat (KPM). Selain itu Pemdes Boto juga sudah mengusulkan bantuan tanaman hortikultura dan ternak kambing ke Dispertanikap Kabupaten Semarang.

“Kami berharap bisa keluar dari zona merah di peta kerawanan pangan,” kata dia. (HS-08)

Morbidelli Start Terdepan, Mir di Posisi Ke-12

Baru, Di Kudus Kini Ada Desa WisataTanjungrejo