HALO BLORA – Para anggota Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora, yang rata-rata adalah purnatugas pegawai pemerintah, diharapkan dapat menjadi teladan atau panutan, terutama berkaitan dengan Pilkada Serentak 27 November 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora, Bambang Sulistya, dalam pertemuan rutin bulanan pengurus, baru-baru ini di ruang pertemuan PWRI setempat.
Pertemuan berlangsung dinamis penuh dengan suasana keakraban dan suka cita, terlebih tema yang diangkat adalah upaya para wredatama menghadapi realita hidup dan ikhtiar untuk mengamalkan program Lansia Sehat, Mandiri, Aktif, Relegius, dan Tidak pikun (SMART).
Sebelumnya, para wredatama telah memperoleh pelatihan tersebut dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
Lebih lanjut Bambang Sulistya menyarankan kepada para purnatugas, agar dapat menjadi perekat persatuan dan kesatuan, serta menumbuhkan semangat guyub rukun paseduluran saklawase.
“Hindari sikap sikap egois dan fanatik buta yang memicu permusuhan yang dapat menimbulkan perpecahan,keresahan dan ketakutan umat,” kata dia.
Bambang Sulistya mengajak untuk menjadikan pesta demokrasi sebagai wahana untuk memilih pemimpin yang amanah dan berkah yang mampu menciptakan perubahan dalam meningkatkan kebahagian dan kesejahteraan umat di Bumi Blora Mustika.
Sementara itu, menurut Sekretaris PWRI Blora, H Soedadyo sesuai informasi yang didapat dari hasil pelatihan program Lansia SMART, saat ini usia harapan hidup (UHH) di Kabupaten Blora sudah mencapai 74 tahun.
“Sejalan dengan peningkatan UHH, maka bertambah pula populasi lanjut usia. Hal ini mengakibatkan peningkatan angka kesakitan akibat penyakit degeneratif,” tuturnya.
Oleh karena itu pertambahan jumlah lansia (lanjut usia) harus seirama dengan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Lansia.
Upaya untuk meningkatkan kualitas Lansia maka di Kabupaten Blora dilaksanakan Program Lansia SMART.
Dia juga menjelaskan, salah satu upaya untuk meningkatkan pola hidup sehat pada lansia adalah melakukan aktivitas fisik secara teratur dan menerapkan makan dengan gizi seimbang.
Sementara untuk mewujudkan lansia yang mandiri dapat membiasakan diri untuk melakukan berbagai kegiatan sehari hari tidak bergantung pada bantuan orang lain.
Sedang untuk mengisi waktu luang bisa dimanfaat untuk menyalurkan hobi berkebun, berternak, bermusik, membaca, menulis dan berbagai kegiatan sosial lainnya yang bermanfaat untuk orang lain.
Kemudian untuk memantabkan diri dalam menyiapkan bekal ke akherat tingkatkan amal dan ibadah kita.
Baik ibadah bersifat religius maupun bersifat sosial seperti solat wajib lima waktu berjamaah tepat waktu dan kegiatan bersedekah dan berbagi kepada kaum yang belum beruntung.
Dan untuk mencegah agar kita tidak mudah pikun sebagai orang beriman budayakan secara intensif untuk bersilaturahmi dan rajin membaca kitab suci Al-Qur’an.
Bukit Effendi yang sering disebut ustad pujangga karena setiap memberi tausiah selalu berpatun berpendapat bahwa SMART itu kepanjangan dari: Sungguh, Manis, Aku, Rindu dan Terpikat.
Mendengar ungkapan itu semua peserta yang hadir bisa tertawa lepas. Untuk meyakinkan ungkapan itu Bukit menjelaskan bahwa Lansia SMART yang dijelaskan oleh Sekretaris PWRI memang ia rindu dan tertarik untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menambah pertemuan makin gayeng dan semarak oleh H.Winarno mantan kepala Inspektorat Kabupaten Blora menambakan bahwa Lansia tidak hanya SMART tapi juga harus BAHAGIA yang merupakan akronim sebagai berikut :
B:Berat badan berlebihan dihindari.
A:Atur makan dengan gizi seimbang.
H:Hindari faktor resiko Penyakit Tidak Menular(PTM),tekanan darah tinggi,penyakit kencing manis,dan penyakit jantung koroner.
A: Agar terus berguna lakukan kegiatan/hoby yang bermanfaat sesuai kemampuan.
G:Gerak Badan teratur wajib terus dilakukan.
I:Iman dan taqwa ditingkatkan dan kelola stres.
A:Awasi dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. (HS-08).