
HALO SPORT – Tim Liga 2, Putra Safin Grup (PSG) Pati menelan kekalahan 1-2 pada uji coba melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis (3/6/2021). Hasil itu meninggalkan catatan penting bagi PSG. Pelatih Ibnu Grahan menyoroti recovery pemain karena tim menjalani dua uji coba dengan jarak waktu yang pendek.
PSG bermain dua kali secara berturut-turut dalam tenggang waktu tiga hari. Setelah kalah 0-1 dalam uji coba melawan klub Liga 1, Borneo FF di Yogyakarta, mereka meladeni PSIM.
Dalam duel sesama tim Liga 2, PSG Pati sesungguhnya unggul lebih dulu lewat gol penalti Ari Hermawan di pertengahan babak kedua. Hanya PSG Pati gagal mempertahankan keunggulan. PSIM menyamakan kedudukan saat sepakan Imam Witoyo menembus gawang lawan di menit 59.
Sedangkan kemenangan Laskar Mataram ditentukan Firman Septian di menit 77. Skor 2-1 untuk PSIM bertahan sampai akhir laga.
“Masalah recovery benar-benar penting dan menjadi evaluasi tim,” kata pelatih kepala PSG Pati, Ibnu Grahan saat menanggapi kekalahan timnya.
Menurut dia recovery pemain menjadi sorotan. Pasalnya tim kemungkinan menjalani kompetisi dengan jadwal yang padat. Mereka hanya beristirahat dua atau tiga hari untuk kembali bertanding. Dalam kondisi tersebut pemain sudah harus dibiasakan menjalani recovery pendek.
“Bila kompetisi memakai format seperti rangkaian uji coba yang kita jalani di Yogyakarta dengan waktu yang padat, main rehat dua hari main lagi, tentu sangat penting menjaga kondisi dan kebugaran,” ujar dia.
Pelatih asal Surabaya ini menjelaskan menjaga kondisi ini juga terkait bagaimana pola istirahat hingga menjaga pola makan dan lain sebagai. Apalagi, tim akan kembali beruji coba melawan Persita Tangerang.
“Kami hanya istirahat satu hari saja sebelum menjalani laga uji coba lawan Persita Tangerang pada Sabtu (5/6//2021),” tutur Ibnu Grahan.
Selain masalah recovery, mantan pelatih Persebaya Surabaya ini menyoroti masalah fokus dan konsentrasi pemain. Terlebih pada laga uji coba, sebenarnya PSG Pati mampu unggul lebih dulu sebelum akhirnya PSIM mampu membaikkan keadaan.
“Ini pelajaran penting yang sangat berguna untuk kami di kompetisi nanti. Apalagi tim ini juga dihuni banyak pemain muda,” ucapnya lagi.
Sementara, pelatih PSIM Seto Nurdiyantoro tak segan memuji PSG Pati. Menurut dia Laskar Kembangjoyo merupakan tim yang bagus. Mantan pelatih PS Sleman ini mengaku senang bisa beruji coba melawan tim satu level.
“Ini pertandingan pertama dengan tim selevel. Saya pikir PSG Pati tim yang cukup bagus. Kami banyak belajar dari tim tersebut,” kata Seto.
“Saya tidak melihat hasilnya, tapi melihat proses bermain tim seperti apa. Bagaimana mereka bermain seperti itu,” ucapnya.
Seto mengatakan bila tim masih menjalani program fisik. Ini menjadikan pemain mengalami kelelahan saat bertanding meski mampu menang.
“Kami masih dalam kondisi latihan fisik. Indikator mereka kelelahan otot, yaitu adanya salah passing, dan akurasin. Namun karakter bermain tim sudah ada. Mereka pun menikmati pertandingan. Itu yang paling penting,” kata Seto.(HS)