HALO SEMARANG – Ada banyak cara mengekspresikan kebahagiaan atas Maulid Nabi Muhammad Saw.
Ada yang membaca manaqib, shalawat, menggelar pengajian, ada juga yang keliling kota untuk khataman Al-Qur’an.
Cara terakhir ini seperti yang dilakukan Ma’had Nihadlul Qulub (Maniqu) Moga, Jawa Tengah.
Untuk menyambut hari kelahiran Rasulullah, para santri menggelar Rihlah Maulid Nabi di Jakarta.
Mereka menyebutnya dengan Rihlah Maulidirrasul bi Khatmil Qur’an. Kegiatan ini melibatkan masyarakat sekitar lokasi pengajian khatmil Qur’an.
Rihlah Maulidirrasul bi Khatmil Qur’an merupakan inisiatif PP Maniqu untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw dengan cara yang unik dan bermakna.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh tim kecil yang terdiri dari 7 orang, termasuk pengasuh pesantren, Ali Sobirin El-Muannatsy, selaku pemimpin rombongan.
“Rihlah ini bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan mengkhatamkan Al-Qur’an. Menghidupkan peninggalan Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Qur’an, sebagai sumber rujukan utama akidah, syariat, dan akhlak umat Islam,” terang Ali Sobirin di Jakarta, Senin (16/9/2024)m seperti dirilis kemenag.go.id.
“Giat ini juga mengingatkan diri untuk membiasakan membaca Al-Qur’an sebagai rutinitas harian seorang Muslim,” lanjutnya.
Rihlah kali pertama ini, kata Ali Sobirin, berlangsung selama lebih kurang sepekan pada enam titik di kawasan Jakarta dan Tangerang Selatan.
Sukses giat ini tidak terlepas dari fasilitasi Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah M Sidik Sisdiyanto.
Secara umum, Maulidirrasul bi Khatmil Qur’an berlangsung selama 3-5 jam di setiap titik, tergantung pada jumlah partisipan dari ahlil bait. Pembacaan Al-Qur’an dilakukan dengan metode sebagai berikut:
- Pembacaan jahr (keras) melalui mikrofon sebanyak 10 juz, yaitu juz 1-5 dan juz 26-30.
- Sisa juz (6-25) dibaca bersama-sama dengan pembagian tugas di antara peserta.
Untuk menerima kunjungan Rihlah bi Khatmil Qur’an, pihak keluarga yang dikunjungi diminta untuk berpartisipasi dengan cara membaca Al-Qur’an sebanyak 1 juz, atau membaca surat Al-Ikhlas minimal 30 kali.
“Syarat ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari dakwah PP MANIQU untuk mengingatkan pentingnya membaca Al-Qur’an di rumah dan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan spiritual yang bermakna,” ujar Ali Sobirin.
Rihlah Maulidirrasul bi Khatmil Qur’an memberikan berbagai manfaat, baik bagi santri PP Maniqu maupun masyarakat yang dikunjungi.
Pertama, Latihan Dakwah: Santri mendapatkan kesempatan langsung untuk berpartisipasi dalam dakwah rahmatan lil ‘alamin melalui pembacaan Al-Qur’an (bilafdhil Qur’an).
Kedua, Pengembangan Wawasan. Santri memperoleh wawasan baru tentang realitas kehidupan di luar lingkungan pesantren, memperkaya pemahaman mereka tentang masyarakat.
Ketiga, Doa Bersama. Kegiatan ini menjadi sarana untuk mendoakan keluarga ahlil bait, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, memperkuat ikatan spiritual antarumat.
Keempat, Menghidupkan Tradisi. Melalui kegiatan ini, tradisi membaca Al-Qur’an di rumah-rumah kembali dihidupkan, mengingatkan pentingnya Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kelima, Mempererat Silaturahmi. Rihlah ini menjadi media untuk mempererat tali silaturahmi antara PP Maniqu dengan masyarakat luas, khususnya para tokoh agama dan pendidikan. (HS-08)