in

Percepat Turunkan Angka Stunting, Pemkab Purworejo Maksimalkan AKS dan BAAS

 

HALO PURWOREJO – Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti menilai program percepatan penurunan stunting sangat kompleks, sehingga diperlukan kontribusi masyarakat dan setiap unsur pemangku kepentingan.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, dalam rapat advokasi program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) kepada stakeholders atau pemangku kepentingan.

Kegiatan di Graha Siola RM H Dargo, Kamis (27/7/2023) ini, sekaligus untuk menyampaikan hasil evaluasi audit kasus stunting.

Menurut Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, salah satu upaya untuk menurunkan stunting, adalah dengan memaksimalkan kegiatan audit kasus stunting (AKS) dan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

Untuk itu Wabup Yuli Hastuti juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yang telah bersedia menjadi BAAS.

Dirinya berharap bantuan yang diberikan BAAS, dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai peruntukannya yaitu pemenuhan protein hewani setiap hari  kepada anak-anak asuh.

Masalah Nasional

Lebih lanjut Wabup mengatakan bahwa stunting merupakan permasalahan besar nasional, termasuk di Kabupaten Purworejo.

Sehingga diperlukan koordinasi di semua lembaga tingkat pusat hingga desa, untuk dapat melakukan pemaduan, sinkronisasi, dan sinergitas program dan kegiatan dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting secara utuh, menyeluruh dan terpadu.

Dikatakan, pihaknya telah melakukan kegiatan AKS, di dua kecamatan yakni Kecamatan Kemiri dan Kecamatan Bener.

Melalui kegiatan AKS diharapkan bisa untuk mengidentifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, mengetahui, menganalisa serta memberi rekomendasi penanganan, serta upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa.

“Dengan hadirnya program BAAS juga telah menyediakan ruang kontribusi pemangku kepentingan untuk turut ambil bagian dalam percepatan penurunan stunting,” kata Yuli, seperti dirilis purworejokab.go.id.

Program BAAS sendiri adalah gerakan gotong royong seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting yang menyasar langsung keluarga berisiko stunting yaitu dengan melibatkan perseorangan, masyarakat, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, media massa, organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan mitra pembangunan.

“Tahun 2023 terdapat 26 BAAS di Kabupaten Purworejo yang terdiri dari Perangkat Daerah, rumah sakit negeri/swasta, sekolah, KUA, TP PKK, pengusaha, BAZNAS, dan BUMN dengan jumlah anak asuh sebanyak 111 orang. Diharapkan lebih banyak lagi partisipasi dari setiap unsur pemangku kepentingan termasuk masyarakat untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting di Kabupaten Purworejo,” imbuhnya.

Sementara itu salah satu pakar stunting, sekaligus psikolog RSUD Tjitrowardojo, Retno Setyowati, mengungkapkan bahwa dalam kegiatan AKS di dua kecamatan, tim menemukan satu kasus diduga stunting, yang perlu dilakukan pemeriksaan psikologis lebih lanjut.

Dari temuan tersebut, yang perlu dipentingkan adalah kondisi umum yaitu kondisi kesehatan balita secara umum.

Ada beberapa trik guna meningkatkan kondisi fisik, namun kondisi psikologis juga penting, apalagi jika orang tua dalam keadaan stres atau ada masalah rumah tangga.

“PR lainnya adalah ada orang tua yang belum teredukasi masalah stunting. Ini PR untuk teman-teman yang ada di wilayahnya untuk terus mengedukasi masalah stunting,” terang Retno.

Untuk diketahui, hadir pula dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinsosdaldukkb, Ahmad Jaenudin; Kepala Bappedalitbang,  Sukmo Widi Harwanto, dan sejumlah pejabat dan tamu undangan terkait.

Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan donasi dari BAAS kepada sejumlah balita. (HS-08)

Tampil Cantik dan Sehat, DWP Klaten Gelar Seminar Kesehatan dan Pelatihan Beauty Class

Tingkatkan Kecakapan Digital dan Bijak Bermedsos, Dinkominfo Temanggung Gencarkan Program Incakap