HALO SEMARANG – Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada zaman milenial ini membawa dampak pada penyampaian dakwah di masyarakat. Kalau dulu orang berdakwah dengan metode tatap muka langsung, sekarang bisa menggunakan inovasi media teknologi tanpa harus ketemu orangnya.
Hal tersebut dikatakan pengasuh pondok pesantren Nurul Hidayah, Dr KH In’amuzzahidin MA saat mengisi acara Latihan Kader Kepemimpinan Islam (LKKI) bagi mahasiswa Universitas Semarang (USM) di masjid kampus tersebut, Jumat (8/3/2019).
In’amuzzahidin berpendapat, dakwah di era milenial harus bisa diterima kalangan milenial. Sehingga perlu adanya inovasi dalam berdakwah.
“Pesan dakwah saat ini bisa disampaikan melalui medsos. Yang penting dakwah itu disampaikan dengan bahasa yang tidak menyinggung orang lain dan tidak mengandung unsur hoaks karena dakwah itu merangkul bukan memukul, dakwah itu ramah bukan marah,” ungkapnya.
Selain itu, katanya, perlu trik khusus dalam menyampaikan dakwah agar peserta atau audien tidak jenuh. Misal dengan membawakan hikayah atau cerita yang bisa menambah suasana empati dari audien terhadap kisah yang disampaikan, sehingga lebih mengena.
Kegiatan LKKI yang digelar di USM dan di Omah 9 Bantir Sumowono ini akan berakhir pada 10 Maret. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan bekal pada aktivis dakwah kampus yang tergabung dalam UKM Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (Fokmi ).
“Agar mereka bisa menyampaikan pesan dakwah dengan baik,” katanya.
Selain narasumber dari pesantren, pantia juga menghadirkan narasumber dari dosen FTIK USM, Saiful Hadi MKom, mantan wakil rektor III USM, Iswoyo, serta narasumber dari alumni.
Para peserta selain mendapatkan materi tentang dakwah, juga memperoleh materi manajemen dakwah, manajemen organisasi, motivaton training, outbond serta praktik mengajar TPQ.
Sementara menurut Saiful Hadi, bahwa salah satu bekal dakwah yang harus dimiliki adalah kemampuan komunikasi atau public speaking yang baik. Sehingga apa yang disampaikan seorang pedakwah akan mudah diterima.(HS)