in

Lewat Desa Tumis, Bupati Kusdinar Untung Yuni Berhasil Turunkan Kemiskinan di Sragen Jadi 12,41 Persen

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengunjungi rumah warganya. (Foto : sragenkab.go.id)

 

HALO SRAGEN – Keberadan pemimpin perempuan seperti Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni, terbukti telah membawa kemajuan di daerah yang dipimpinnya.

Dalam masa kepemimpinan Kusdinar Untung Yuni Sukowati, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen terus menunjukkan tren penurunan selama tiga tahun berturut- turut.

Angka kemiskinan Kabupaten Sragen, di tahun 2024 mencapai angka terendah sejak delapan tahun terakhir.

Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai program dan inovasi, yang dilaksanakan oleh Pemkab Sragen, di bawah kepemimpinan Bupati Yuni.

Salah satu inisiasi dari Bupati Yuni untuk menekan angka kemiskinan yakni dengan inovasi baru yakni program Desa Tuntas Kemiskinan (tumis).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bapperida dan Litbang) Kabupaten Sragen, Aris Tri Hartanto, seperti dirilis sragenkab.go.id mengatakan pada 2024, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen mencapai 12,41 persen.

Menurutnya, capaian tersebut merupakan capaian terbaik sepanjang masa.

“Penurunan angka kemiskinan di tahun 2024 ini terbaik sepanjang masa yakni 12,41 persen. Dulu angka kemiskinan Sragen tahun 96 nomor 2 dari bawah di Jawa Tengah,” kata Aris, Selasa (12/11/2024), sepeti dirilis sragenkab.go.id.

Aris mengatakan sebelum pandemi Covid-19, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen terendahnya 12,78 persen.

Namun saat pandemi Covid-19, angka kemiskinan sempat naik 13,38 persen dan puncaknya di tahun 2021 13,38 persen.

“Jadi posisi angka 12.41 merupakan angka terbaik penemuan kemiskinan sampai dengan tahun ini, dengan tahun sebelumnya termasuk sebelum pandemi COVID-19,” katanya.

Angka penurunan kemiskinan di Kabupaten Sragen, lanjut Aris lebih baik dibanding wilayah Solo Raya.

“Penurunan ini merupakan penurunan terbaik di Solo Raya antara kabupaten kota se-Soloraya. Penurunan 0.46, penurunan dari sebelumnya 12,87 persen ke-12,41 persen kan turun 0,46 ini adalah terbaik di Solo Raya, lebih baik dibandingkan kota Surakarta juga, dan untuk profesi Jawa Tengah angka penurunan 0,46 ini kita menduduki peringkat ke-8 dalam proses penurunan Jawa Tengah,” urai Aris.

Menurutnya, melaui Program Desa Tumis bisa mengentaskan kemiskinan ekstrem sebanyak 4 ribu jiwa.

“Sebelumnya ada sekitar 114 ribu jiwa yang tergolong miskin ekstrem. Desa Tumis yang sudah ada sejak 2022 ini, Tumis harus tepat sasaran, waktu dan manfaat,” lanjutnya.

Ia mengungkapkan, Desa Tumis merupakan konvergensi dari 4 strategi penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di desa terpilih, dengan anggaran dari berbagai pihak yakni APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten CSR dan filantropi.

“Anggaran untuk Desa Tumis Rp 16,8 Miliar, dibagi untuk RTLH, Jambanisasi, Air Bersih, UEP, bantuan ternak, listrik gratis, beasiswa miskin, PBI,” kata dia. (HS-08)

Dukung Indonesia Emas 2045, Pemkab Rembang Terus Tingkatkan Layanan Kesehatan

Kementerian LHK Apresiasi Pemkab Sragen, Sukses Raih Adiwiyata Terbanyak se- Jateng