in

Kunjungi Kawasan Industri Terpadu Batang, Ini Harapan Komisi V DPR RI

Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi NasDem, Fadoli saat berkunjung dan beraudiensi dengan manajemen KITB di Batang, Senin (10/10/2022).

HALO BATANG – Besarnya anggaran yang digelontorkan untuk Proyek Strategis Nasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebesar Rp 3,1 Triliun, diharapkan mampu mengangkat ekonomi masyarakat terutama pelaku UKM yang ada di sekitarnya.

Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi NasDem, Fadoli kepada halosemarang.id, Selasa (11/10/2022), usai melakukan kunjungan di KITB beserta anggota Komisi V lainnnya, Senin kemarin (10/10/2022).

Dijelaskan, kunjungan para anggota Komisi V DPR RI ini dalam rangka kunjungan kerja reses sekaligus memastikan kesiapan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sedang berlangsung.

“KITB yang digadang sebagai PSN diharapkan bisa terwujud dan bermanfaat secara umum termasuk untuk pengembangan ekonomi masyarakat melalui UKM. Maka perlu ada ruang untuk para UKM dan jangan sampai terbengkalai,” ungkapnya, Selasa (11/10/2022).

Fadoli menuturkan, saat audiensi dengan direksi PT KITB, kemarin Senin (10/10/2022), sejumlah anggota Komisi V juga sempat melontarkan beberapa pertanyaan tentang kekhawatiran nasib proyek tersebut.

Fadoli juga mengungkapkan, anggota Komisi V juga mempertanyakan nasib ke depan KITB yang menghabiskan anggaran triliunan rupiah, dalam mempersiapkan sarana infrastruktur.

Terutama bagaimana kelanjutan dari proyek KITB, setelah pergantian presiden atau pemerintahan di tahun 2024 nanti. Karena harapannya, KITB bisa mengangkat ekonomi dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batang

“Ya karena anggaran yang begitu besar di tengah kondisi keuangan negara kurang sehat, tetap dijalankan, dalam rangka menyiapkan lahan murah untuk PMA (Penanaman Modal Asing),” tuturnya.

“Sebagai orang Jawa Tengah ikut bangga dengan PSN KITB, yang digadang-gadang bisa membawa manfaat warga sekitar dan masyarakat luas pada umumnya. Namun kita juga mempertanyakan, apakah bisa berkelanjutan pasca pergantian pemerintahan ke depan,” imbuhnya.

Fadoli mencontohkan, seperti di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kendal yang sudah lama beroperasi. Justru harus ada penguatan, supaya ada pendampingan APBN.

“Kendal dan Batang kan berdekatan. Maka perlu ada terobosan dan mengoptimalkan kedua kawasan tersebut serta dukungan sarana. Terutama dukungan sarana pelabuhannya, itu yang terpenting,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus dari Fraksi PDI Perjuangan, mengapresiasi adanya PSN KITB yang megah tersebut.

Dari 4.300 hektare yang telah disiapkan, sedikitnya 450 hektare sudah laku terjual ke investor. Bahkan sudah ada yang mengkavling lahan.

“Sebanyak sepuluh perusahaan asing juga sudah mulai mendirikan perusahaannya. Diharapkan dengan adanya proyek tersebut, pengalaman PMA batal ke Indonesia bisa teratasi dengan adanya KITB,” ujarnya. (HS-06)

Pelaku Pembunuhan Iwan Boedi Disebut Sebagai Sosok yang Terlatih

Bank Jateng Serahkan Dana Sosial Sebesar Rp 396 Juta untuk Bantuan Ambulans ke RSUD RAA Tjokronegoro