HALO SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) akan membangun sebuah patung Penari Denok di pertigaan jalan Taman Kaliwiru, Kecamatan Candisari. Pembangunan taman itu sekaligus untuk menambah ruang terbuka hijau (RTH). Ditargetkan pembangunan patung Penari Denok tersebut selesai dibangun pada tahun ini.
Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman Disperkim Kota Semarang, Murni Ediati mengatakan, pembuatan patung Penari Denok di Taman Kaliwiru saat ini sudah mencapai sekitar 20 persen. Masih dalam tahap proses pembangunan pondasi dan tiang besi untuk dipasangi patung.
“Tahun ini juga patung dipasang. Dan nantinya akan diresmikan oleh bapak Wali Kota Semarang,” katanya, Kamis (24/2/2022).
Dikatakan, Pipie sapaan akrabnya, pembangunan patung tersebut untuk mengangkat budaya khas Semarang, agar tidak terlupakan oleh generasi muda.
“Harapannya, generasi penerus mengetahui budaya kotanya sendiri sehingga tidak hilang. Patung penari ini sendiri diciptakan oleh warga Semarang, dan saat ini sebagai salah satu pengajar di Unnes Semarang,” imbuh Pipie.
Penempatan monumen patung penari kinetik itu, terang Pipie sengaja ditempatkan di pertigaan jalan Taman Kaliwiru karena sekaligus merupakan akses jalan nasional.
“Dan sebelumnya penempatan patung penari ini sudah dikaji dari tim pematung, pihak budayawan dan arsiteknya. Sehingga secara visual patung penari nantinya mudah terlihat dari berbagai arah,” terangnya.
Untuk ketinggian patung penari nantinya sendiri dibuat mencapai 10 meter.
“Masih satu-satunya patung penari kinetik yang dibangun di Kota Semarang. Sedangkan untuk anggaran pembangunan patung penari dianggarkan sekitar Rp 500 juta,” tambahnya.
Pencipta patung Penari Denok, sekaligus pengajar tari di Unnes, Bintang Anggoro Putro mengatakan, nantinya patung penari di Taman Kaliwiru dinamai patung Penari Denok. Sedangkan tamannya akan dinamai Taman Tari Semarangan.
“Patung penari denok juga sebagai penanda welcome dance atau untuk ucapan selamat datang bagi masyarakat dari luar kota Semarang saat datang ke Kota Semarang. Selain itu, alasan patung penari Denok ini dibuat, karena sudah ditetapkan oleh Wali Kota Semarang saat itu sebagai tarian khas Kota Semarang pada tahun 1992,” katanya.
Selain itu, patung penari denok secara filosofi yaitu menggambarkan budaya Kota Semarang yang multikultur, yaitu percampuran antara budaya China, Jawa, dan Arab.
“Secara sosiologis, masyarakat yang dinamis di wilayah pesisir, dan sifatnya lincah. Ini menggambarkan masyarakat Semarang yang dinamis,” imbuhnya.
Dari sejarah terciptanya penari denok, dia mengaku merupakan hasil dari penelitian dirinya pada tahun 1991, mengenai kesenian Semarang.
“Hasilnya berupa tarian khas Semarang sudah tidak ditemukan lagi. Artinya dulu tariannya pernah ada, namun sekarang sudah tidak ada. Hanya saya ciptakan gerakannya dari musik “Gambang Semarang” yang saya temukan. Lalu, berdasarkan musik khas Kota Semarang inilah saya kareografikan gerakan-gerakan dari nyanyian itu sehingga menghasilkan tarian denok ini,” paparnya. (HS-06)