HALO SRAGEN – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi meminta agar petani tak ada lagi yang memasang jebakan tikus beraliran listrik. Kementerian Pertanian juga diminta lebih komprehensif dalam mendampingi petani di Sragen untuk mengatasi masalah hama di wilayah itu.
Permintaan itu disampaikan Dedi Mulyadi, saat bersama Kementerian Pertanian, melakukan kunjungan kerja spesifik di Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, baru-baru ini.
Kunjungan itu untuk meninjau langsung kawasan pertanian, berkaitan dengan upaya mengatasi persoalan hama tikus di Bumi Sukowati.
Lebih lanjut Dedi Mulyadi mengatakan kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ini, untuk mencari solusi bersama Pemkab Sragen dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), atas persoalan hama tikus yang terus menyerang persawahan.
Menurut dia, harus ada solusi untuk mengatasi hama tikus, tanpa menggunakan jebakan berarus listrik. Apalagi akibat praktik semacam ini, dalam kurun waktu 2019 sampai 2022, sudah ada 23 petani meninggal akibat tersengat listrik.
Oleh karena itu, Dedi meminta Kementerian Pertanian, agar lebih komprehensif melakukan pendampingan untuk petani di Sragen.
“Seluruh jajaran Kementerian Pertanian harus cepat turun, kemudian dicari solusinya. Jangan menunggu ada korban lagi akibat jebakan setrum,” kata Dedi.
Menurutnya, upaya untuk mencegah petani memasang jebakan tikus beraliran listrik, antara lain dengan melakukan sosialisasi akan bahaya praktik semacam itu. Perlu pula disampaikan kepada masyarakat, tentang ancaman pidana bagi pemasang jebakan, terlebih jika sampai menimbulkan korban.
“Penerapan jebakan tikus beraliran listrik perlu pelibatan unsur pemerintah daerah, TNI, Polri dan perlu adanya operasi gabungan, untuk pencabutan jebakan tikus. Kami mendorong pemerintah, untuk menerbitkan surat edaran pengendalian hama tikus dan pelarangan penggunaanya,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes M Iqbal Alqudusy, menegaskan bahwa Polri akan memproses pidana, jika masih ada yang memasang jebakan tersebut.
Ia menjelaskan pemasangan listrik untuk jebakan tikus merupakan tindakan ilegal karena mencurangi pemasangan listrik alias penyalahgunaan. Awalnya pemasangan listrik dilakukan untuk pompa air di tapi digunakan juga untuk jebakan tikus.
Sementara Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan Pemkab Sragen dibantu oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, aktif melakukan pengendalian hama tikus pada 2021, melalui beberapa program dan kegiatan serta bantuan yang diserahkan kepada petani.
“Dan tahun ini kami juga akan berupaya semaksimal mungkin untuk pengendalian hama tikus ini,” papar Bupati.
Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, di antaranya gerakan pengendalian (gerdal) 50 kali dalam setahun, pemberian bantuan emposan 256 unit dibagikan kepada gapoktan/poktan di 20 kecamatan, pemberian sarana pengendalian hama tikus, serta bantuan pengadaan rumah burung hantu 44 unit.
“Kami juga akan melakukan sosialisasi pengendalian hama tikus dan sosialisasi pelarangan penggunaan jebakan tikus beraliran listrik melalui pertemuan poktan/gapoktan, siaran radio dan media cetak. Dengan upaya ini diharapkan panen musim tanam I dapat maksimal juga,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi memberi rekomendasi pengendalian tikus kepada petani, yakni dengan memasang Trap Barier System (TBS) di persemaian.
Pemasangan TBS ini dikombinasikan dengan perangkap tikus, serta pengemposan lubang aktif dengan menggunakan alat pengemposan dan belerang.
Dia juga menyebutkan tikus sawah sebagai hama utama tanaman padi. Hama ini banyak terdapat pada sawah irigasi, sehingga perlu upaya berlanjut untuk pengendalian.
Adapun upaya pengendalian, dapat dilakukan dengan cara alami, mekanis, biologi, dan kimia. Kementan merekomendasikan cara pengendalian tikus melalui gropyokan, dilakukan terus menerus, dimulai selesai pengolahan pertama sampai dengan sebelum tanam.
“Tikus dapat makan semua jenis tanaman. Namun yang paling disukai sebagai makanannya adalah padi, jagung, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan suka di tempat yang kotor, sehingga kunci pencegahan adalah sanitasi lingkungan, harus rajin bersih bersih dan tanam serentak,” ucap Suwandi
Sebelumnya, para rombongan legislator didampingi Sekda sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Sragen, Tatag Prabawanto juga mengecek contoh jebakan tikus listrik, yang masih terpasang di persawahan di sekitar Balai Desa tersebut.
“Ini contoh kabelnya bisa dilihat langsung. Di seputaran ini sudah ada rumah burung hantunya, tetapi harapannya pengadaan burung hantunya bisa dibantu dari Pemerintah Pusat,” ujar Tatag. (HS-08)