in

Kendala Pemanfaatan Energi Panas Bumi di Jawa Tengah Adalah Nilai Investasi 

Pemandian air panas Nglimut, Kabupaten Kendal, salah satu daerah yang memiliki potensi sumber panas bumi di Jateng.

 

HALO SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini memacu pemanfaatan tenaga panas bumi sebagai sumber energi. Namun kendalanya untuk menggali energi yang terbarukan tersebut adalah dibutuhkan nilai investasi yang tidak sedikit.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah,  Sujarwanto, di sela-sela Seminar dengan tema “Implementasi Rencana Umum Daerah untuk Ketahanan Energi yang Berkelanjutan” di Undip Semarang, baru-baru ini.

“Tidak ada kendala dalam pemanfaatan panas bumi. Kendala selama ini hanya masalah investasi untuk memanfaatkan energi tersebut,” ujarnya.

Dia menambahkan, sedikitnya ada tujuh lokasi lapangan sumber panas bumi yang telah terpetakan di wilayah Jateng. Kendati demikian, baru beberapa yang sudah dimanfaatkan dengan baik.

“Khusus untuk panas bumi ada tujuh lokasi. Tapi baru di Dieng tenaga panas bumi dimanfaatkan jadi listrik untuk warga setempat,” kata Sujarwanto.

Dia menambahkan, untuk potensi energi panas bumi di Jateng cukup besar. Pasalnya, Jateng memiliki beberapa gunung berapi yang memiliki sumber panas bumi seperti, Merapi, Slamet, Merbabu dan Ungaran.

Saat ini lanjut dia, Pemprov Jateng juga memanfaatkan tenaga surya untuk dijadikan listrik. Hal tersebut, dapat terlihat dari beberapa kantor dinas yang sudah menggunakan tenaga surya.

Selain tenaga surya, pemerintah juga telah memanfaatkan beberapa energi yang berasal dari sampah seperti di Kabupaten Cilacap dan Kota Semarang.

Di sisi lain, Ketua Program Studi Magister Energi Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, Jaka Windarta menuturkan, jika pihaknya sangat siap membantu pemerintah dalam melakukan perencanaan pengelolaan energi di daerah.

“Kami dari akademisi sudah sangat siap membantu pemerintah dalam melakukan perencanaan energi daerah dengan memberikan masukan maupun kajian secara ilmiah,” katanya. (HS)

Iklim Wisata di Jateng Subur, Tahun 2019 DHM Buka Dua Hotel Baru

Konon Inilah Lift Tertua di Indonesia, Ternyata Ada di Kota Lama Semarang