in

Kemenkes Menilai Seluruh Provinsi di Jawa-Bali Masih Berada di Level 4

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dokter Siti Nadia Tarmizi M Epid. (Foto : Covid19.go.id)

 

HALO SEMARANG – Kementerian Kesehatan menilai di tingkat provinsi, belum ada perubahan level situasi pandemi. seluruh provinsi di Jawa-Bali masih berada dalam situasi level 4.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dokter Siti Nadia Tarmizi M Epid, terkait perkembangan penanganan Covid-19.

Menurut dia, angka keterisian tempat tidur di tingkat provinsi memang relatif menurun, walaupun untuk DIY, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Timur masih di level kapasitas respons yang sama.

Menurutnya, tingkat keterisian tempat tidur provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, menurun sampai di bawah 80%, sehingga kapasitas respons perawatan yang semula terbatas menjadi sedang.

Adapun untuk Provinsi Bali, Bed Occupancy Rate (BOR)  terjadi peningkatan walau masih di bawah 80%. Provinsi Kalimantan Timur menjadi satu satunya provinsi di luar Jawa Bali dengan tingkat keterisian pada angka 81%.

Dokter Nadia juga menyebut, BOR di DKI Jakarta menurun dibandingkan minggu lalu yang mencapai 92%. Saat ini pada angka 84% dengan distribusi mulai dari 78,5% di Jakarta Utara, sampai 94,2% di Jakarta Barat.

“Jumlah tempat tidur masih terus bertambah,” ujarnya.

Untuk provinsi Jawa Barat, angka keterisian menurun hingga 89% dari minggu lalu 79%, hampir seluruh kabupaten/kota melaporkan penurunan BOR. Namun BOR tertinggi (90%) adalah di Kabupaten Ciamis yang memiliki 118 tempat tidur, dan terendah adalah Kabupaten Garut (46,7%) dari 761 tempat tidur.

Sementara BOR di provinsi Jawa Tengah terjadi penurunan dari 86% menurun hingga 78%, di kebanyakan kabupaten/kota di Jawa Tengah menurun atau relatif tetap dibandingkan minggu sebelumnya, dengan pengecualian Kabupaten Pekalongan yang mengalami peningkatan BOR dari 77,6% menjadi 82,9%. Walaupun jumlah tempat tidur sudah bertambah menjadi 98 dari minggu sebelumnya sebanyak 87.

BOR di Yogyakarta relatif tetap dibandingkan minggu sebelumnya. dengan pengecualian kabupaten Kulon Progo yang mengalami penurunan menjadi 68%, namun peningkatan terjadi di Kabupaten Gunungkidul menjadi 89% dari sebelumnya 81%.

Masih menurut dokter Nadia, kebanyakan kabupaten/kota di Jawa Timur tidak mengalami perubahan bermakna dalam keterisian tempat tidur. Namun sayangnya, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan BOR, seperti Kabupaten Blitar, Probolinggo, Madiun, Pacitan, Tuban, Tulungagung, dan Situbondo. Walaupun beberapa kabupaten/kota mengalami penurunan BOR seperti Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Sampang, Kabupaten Lamongan, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Bangkalan.

“Adapun di Provinsi Banten, BOR semua kabupaten kota tetap atau menurun dibandingkan minggu sebelumnya,” ujar dokter Nadia.

Sedangkan di Bali, BOR relatif meningkat dibanding pekan sebelumnya. hanya Kota Denpasar dan Kabupaten Jembrana yang tidak mengalami perubahan BOR secara bermakna.

Dokter nadia memaparkan, saat ini jumlah tempat tidur isolasi dan intensif untuk pasien Covid-19 di Indonesia sebanyak 124.747 tempat tidur dan yang terpakai 91.787 tempat tidur. Tempat tidur pasien Covid-19 di indonesia sejak 17 Mei 2021 bertambah 45.592 tempat tidur menjadi 124.747 tempat tidur.

Dari 3.083 RS yang ada di seluruh Indonesia yang telah ditetapkan sebagai RS yang melayani Covid-19 di indonesia sebanyak 990. Menurutnya, ini sangat memungkinkan untuk ditambah mengingat eskalasi kebutuhan di lapangan.

Selain itu kemenkes menata ulang pelayanan kepada pasien Covid-19 di mana tempat isolasi terpusat dilakukan di fasilitas diklat ataupun asrama haji. Sementara untuk kasus Covid-19 gejala sedang dan berat dilakukan penanganan di RS lapangan ataupun RS tipe D. Untuk penanganan kasus intensif dilakukan di RS rujukan Covid-19 tipe C, B, dan A.

Dokter Nadia juga mengatakan, ada peningkatan jumlah tempat tidur isolasi/intensif. Penambahan 1,284 tempat tidur untuk pasien Covid-19 di wilayah DKI Jakarta. Penambahan 1,170 tempat tidur untuk pasien Covid-19 di wilayah Bandung. Sementara untuk wilayah Semarang dan Solo ada penambahan 530 tempat tidur pasien Covid-19.

“Penambahan 668 tempat tidur untuk pasien covid-19 di wilayah Yogyakarta dan 423 tempat tidur untuk pasien covid-19 di wilayah Bali,” ujarnya.

Osigen

Sementara itu untuk kebutuhan oksigen, Kementerian Kesehatan berupaya untuk memenuhi. Upaya yang dilakukan, termasuk bekerja sama dengan seluruh elemen pemerintah, masyarakat, pengusaha, startup, dan lembaga masyarakat.

Bersama banyak pihak tersebut, pemerintah berupaya mengkonversi kebutuhan industri gas, menjadi pemenuhan oksigen medis, sampai melakukan impor oksigen.

Menurut dokter Siti Nadia Tarmizi, pemerintah juga sudah menerima donasi berupa oksigen concentrator, tabung oksigen, liquid oksigen dari Singapura, Australia, Temasek, Indorama, Shopee, Pertamina dan Tanoto. Dia berharap, dapat terus memenuhi kebutuhan oksigen di Fasilitas Kesehatan Masyarakat.

Nadia juga mengingatkan kepada rumah sakit, agar terus meng-update situasi oksigen pada sistem informasi RS online secara teratur.

“Kami juga mendorong Satgas oksigen untuk menjadi forum koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota termasuk memastikan pengawalan pada rute perjalanan yang ada pengetatan,” ujarnya.

Terkait testing dan tracing, menurut dr. Nadia, secara nasional, jumlah testing nasional meningkat. Namun khusus capaian terhadap target testing dan tracing di daerah PPKM level 4, masih rendah, terutama 3 hari terakhir mengalami penurunan. Begitu juga angka positivity rate terlihat masih di atas 5% dan di beberapa propinsi angka positif ini terlihat peningkatan.

Hal ini menunjukkan adanya penularan luas di masyarakat dan perlunya penambahan testing untuk segera mengidentifikasi kasus yang sakit dengan populasi yang sehat sehingga bisa memutuskan penularan Covid-19.

Dokter Nadia menyebut, capaian testing 3 hari terakhir hanya 5 kabupaten/kota yang mencapai target di atas 90%, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sumenep. Untuk kabupaten/kota PPKM level 4, testing perlu ditingkatkan terutama saat akhir pekan dan hari libur.

Sementara, lanjutnya, untuk memaksimalkan penemuan kasus serta menurunkan positivity rate, testing terhadap suspek dan kontak erat perlu terus ditingkatkan. Sementara untuk dapat segera menurunkan laju penularan selain mengurangi mobilitas perlu diidentifikasi kontak erat dengan cepat.

Melihat situasi sampai hari ini seluruh provinsi dan kabupaten/kota harus meningkatkan upaya pemeriksaan kontak erat karena rasio kontak erat dengan jumlah penduduk masih rendah, yaitu kurang dari lima kontak erat per minggu. Sementara target yang diharapkan, adalah kurang dari 9 kontak erat per minggu.

“Oleh karena itu, diharapkan pemerintah daerah meningkatkan kapasitas tracing dengan melibatkan kader, mahasiswa, bidan desa, atau babinsa dan babinkamtibmas, yang mana kementerian kesehatan telah mendukung operasionalnya melalui BOK (Bantuan Biaya Operasional Kesehatan, red) Puskesmas,” ujarnya.

Masih menurut dokter Nadia, saat ini Kabupaten Demak dan Kabupaten Deli Serdang menunjukkan hasil tracing yang masuk kategori sedang atau cukup baik yaitu 7.86 rasio kontak erat (Kabupaten Demak) dan 6.10 (Kabupaten Deli Serdang) per hari ini. Selain itu, semua kabupaten/kota masih terbatas.

“Marilah kita bersama saling berkolaborasi dan membantu menangani situasi yang sedang sulit ini,” ujarnya. (HS-08)

Polres Magelang Kota dan Akademi Militer Tanam 1.300 Pohon Durian

Dijanjikan Investasi Rp 1 Miliar, Dua Warga Bandung Malah Jadi Korban Perampokan