HALO BOYOLALI – Paguyuban Loper Susu Boyolali Tanpo Sambat, menggelar aksi damai memprotes dibukanya keran impor oleh Pemerintah Pusat, Sabtu (9/11/2024).
Aksi ini melibatkan lebih dari 100 petani dan peternak sapi perah, yang menyuarakan penolakan mereka terhadap Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 8 tahun 2024, yang dianggap membuka selebar-lebarnya impor susu.
Para peserta aksi datang dengan 40 unit mobil pick-up dan satu unit mobil sound system, dipimpin oleh Sriyono selaku penanggung jawab kegiatan.
Rangkaian dimulai pukul 10.30 WIB saat peserta berkumpul di Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali.
Usai pertemuan, peserta aksi melakukan konvoi menuju Monumen Susu Tumpah di Kelurahan Pulisen, Boyolali.
Di lokasi ini, mereka menyampaikan orasi, membagikan susu gratis kepada masyarakat.
Ada pula yang melakukan aksi mandi susu, sebagai simbol berlimpahnya produksi susu dari Boyolali.
Beberapa spanduk berisi pesan-pesan seperti “Stop Susu Import” dan “Mas Gibran, Selamatkan Susu Lokal” juga menghiasi area tersebut.
Sriyono, pengurus KUD Mojosongo Boyolali yang memimpin aksi ini, menduga pembukaan selebar-lebarnya keran impor, membuat industri susu justru mengutamakan produk impor dan membatasi quota produk lokal.
Hal ini berimbas pada banyaknya susu yang menumpuk di Usaha Dagang (UD) dan Koperasi Unit Desa (KUD) dan tidak terserap oleh pabrik.
Akibat banyaknya susu yang tidak terserap, akhirnya produk lokal ini banyak yang terbuang dan petani merugi.
“Itu yang mengakibatkan kenapa susu saat ini banyak yang terbuang, karena yaitu ada pembatasan dari pabrik. Yang mana disinyalir kemarin-kemarin dengan alasan karena pasar yang lagi sepi. Tapi kami menduga bahwa ini ada faktor impor yang memang tidak ada batasan,” kata dia.
Menurut dia, jika pemerintah dan industri memang mengutamakan produksi dari susu lokal, produksi lokal seharusnya bisa terserap semua, bukan malah banyak yang tidak terserap dan terbuang.
“Itu yang melandasi kenapa terjadi aksi pada siang hari ini, adalah bentuk protes kami,” kata Sriyono, yang juga pengurus KUD Mojosongo Boyolali ini.
Dalam pertemuan dengan Sriyono, Kepala Dinas Peternakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan bahwa Menteri Perdagangan RI, akan memfasilitasi pertemuan antara peternak dan pemilik industri pengolahan susu (IPS), Senin mendatang untuk membahas solusi terkait persoalan yang dihadapi.
Sementara itu, selama aksi berlangsung, personel kepolisian tak henti-hentinya memberikan imbauan kepada para peserta untuk menjaga situasi tetap kondusif dan menghindari tindakan provokatif.
Kasihumas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi Prihanto, menjelaskan bahwa Polres Boyolali menurunkan seratusan personel untuk mengawal dan menjaga keamanan selama aksi berlangsung.
“Kami telah menyiapkan sekitar 100 personel guna memastikan bahwa aksi berjalan dengan aman dan tertib. Kami berkomitmen mendukung pelaksanaan aksi damai ini dan menjaga situasi tetap kondusif, sehingga aspirasi masyarakat dapat tersampaikan tanpa hambatan,” ujarnya.
Dia mengatakan kepolisian menghargai semangat para peternak dalam menyampaikan aspirasinya.
“Namun, sangat penting untuk tetap menjaga situasi aman dan damai,” tambah AKP Arif.
Aksi kemudian dilanjutkan ke TPA / IPAL Winong, di mana peserta melakukan kegiatan simbolis membuang susu bersama sebagai bentuk protes.
Kegiatan tersebut selesai pada pukul 12.05 WIB, dan para peserta kembali ke rumah masing-masing dengan aman dan tertib.
Seluruh rangkaian aksi damai ini berjalan lancar tanpa insiden berkat pengawalan ketat Polres Boyolali yang memastikan situasi tetap terkendali, serta dukungan penuh dari aparat yang terus mengimbau para peserta untuk mematuhi aturan demi kelancaran aksi. (HS-08)