in

Jelang Idul Adha, Kerbau Pun Banyak Mulai Diburu

Unarti, peternak kerbau dari Kampung Kebo Sodong, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen saat memberi makan hewan ternaknya.

 

HALO SEMARANG – Menjelang perayaan hari besar Idul Adha 1442 H, para peternakan kerbau di Kampung Kebo Sodong, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen mengaku memperoleh banyak pesanan.

Mayoritas pembeli kerbau hasil peternak lokal Kota Semarang ini dari Demak dan Kudus.

“Saya jual satu ekor kerbau saja saat Idul Adha tahun ini karena tidak ada kebutuhan mendesak. Sebenarnya ada beberapa yang memesan, tapi yang siap jual baru satu,” ujar peternak kerbau di Kampung kebo, Unarti (53), Rabu (14/7/2021).

Dia menyebut, menjelang Idul Adha adalah momen bagi peternak di kampungnya untuk menjual hewan ternaknya. Khususnya kerbau jantan yang usianya cukup untuk kebutuhan kurban.

Mendekati Idul Adha, dari seluruh peternak di tempat itu, total sudah menjual sembilan ekor. Rata-rata harga kerbau berkisar dari Rp 10 juta hingga Rp 15 juta.

Nominal penjualan tergantung kondisi gemuk dan kurusnya kerbau dan jenis kelamin. Untuk harga jantan, kata dia, berada di angka Rp 13 – Rp 15 juta. Sedangkan untuk betina di bawah Rp 12 juta. Karena untuk kebutuhan kurban kerbau yang dicari adalah pejantan.

“Kalau saya jual Rp 13 juta untuk kerbau lumayan gemuk usia hampir 2 tahun,” jelasnya.

Meski demikian, dia menyebut, warga tak mematok penjualan kerbau pada hari raya saja. Lebih sering, peternak menjual kerbau ketika butuh uang untuk kebutuhan.

“Saya pribadi kalau jual ketika butuh saja semisal buat anak sekolah, perbaiki rumah atau kebutuhan lainnya,” paparnya.

Hal senada juga dikatakan peternak lainnya, Rohyani (47). Dia menjual hewan ternaknya saat ada kebutuhan mendesak.

“Saya tidak melihat momen untuk penjualan. Entah hari raya atau apa kalau butuh ya jual saja. Ndilalah (kebetulan) Idul Adha tahun ini ada orang pesan 1 ekor pejantan, harga cocok jadi saya lepas,” bebernya.

Hal itu, menurut dia, sudah menjadi kebiasaan peternak kerbau di kampung tersebut terkait menjual kerbaunya saat ada kebutuhan mendesak.

Mereka tak melihat momen seperti saat hari raya Idul Adha. Ada juga beberapa peternak terpancing menjual hewan peliharaanya lantaran ada banyak pembeli.

Sistem penjualan mereka tak langsung  bertemu pembeli, melainkan melalui perantara yang disebut blantik.

Hanya saja, untuk tahun ini peternak terkendala di penjualan karena, blantik di kampung itu seminggu lalu meninggal dunia.

Biasanya menjelang Idul Adha seperti sekarang, blantik akan memajang beberapa kerbau di depan kampung sehingga pembeli bisa langsung melihat.

“Ya kayak di dealer, kerbau dipamerkan,” lanjut Rohyani.

Dia mengaku memilih beternak kerbau karena beberapa alasan. Seperti kemudahan pemeliharaan dan pakan karena tak repot serta perawatan kerbau lebih mudah.

“Tinggal beri rumput sawah, jerami dan rumput gajah buat vitamin. Berbeda dengan sapi yang pakannya lebih repot,” terangnya.

Dia menjelaskan, tiap penjualan satu ekor kerbau mendapatkan keuntungan yang lumayan besar.

Dimulai membeli satu ekor kerbau usia 5 bulan kemudian delapan bulan merawat kerbau itu menghabiskan modal Rp 7 juta. Setelah ada pembeli dia bisa menjual kerbau dengan harga mencapai Rp 12 juta.

“Kami lepas saat ada penawaran bagus dan pas butuh uang,” katanya.(HS)

Cek RPH Penggaron, Taj Yasin: Kesadaran Masyarakat Sembelih Kurban di RPH Tinggi

Rumah Sekdes Kedungsuren Terbakar, Forsekdesi Kendal Galang Donasi