in

Ini Alasan Kenapa Pemkot Semarang Belum Terapkan New Normal Menurut Mbak Ita

Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu saat menjadi pembicara dalam diskusi daring bersama jajaran Universitas Semarang (USM) terkait persiapan pelaksanaan new normal, Kamis (11/6/2020).

 

HALO SEMARANG – Masih tingginya angka penyebaran wabah corona, menjadi satu alasan kenapa Pemkot Semarang belum menerapkan status new normal.

Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menjadi pembicara diskusi daring bersama jajaran Universitas Semarang (USM) terkait persiapan pelaksanaan new normal dalam masa pandemi corona, Kamis (11/6/2020).

Masa new normal sendiri adalah masa kesiapan semua pihak untuk seoptimal mungkin dapat beradaptasi pada situasi pandemi corona, dengan menerapkan perubahan pola hidup masyarakat dengan protokol kesehatan.

Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita G Rahayu mengatakan, Pemkot Semarang sendiri saat ini masih memberlakukan masa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Tahap 3, mulai tanggal 8 Juni hingga 21 Juni 2020.

Hal itu karena masih tingginya jumlah penularan virus corona di Kota Semarang.

Upaya yang sudah dilakukan Pemkot Semarang untuk memutus mata rantai penyebaran wabah corona di masa PKM ini, adalah patroli malam secara massif yang dibantu TNI, dan Polri.

Selain itu dilakukan sosialisasi door to door, rapid test secara massif, pembagian masker, penyemprotan disinfektan, dan sebagainya.

“Setelah masa PKM Tahap 3, Pemkot Semarang akan tinjau ulang apakah Kota Semarang akan memasuki masa new normal atau malah ke Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan yang diambil nantinya dilihat dari jumlah pasien virus corona di Kota Semarang di akhir masa PKM Tahap 3,” tutur Ita, yang juga ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Semarang.

Sebagai informasi, bahwa di masa PKM Tahap 3 di Kota Semarang sudah ada beberapa sektor yang sudah dibuka, antara lain perikanan, peternakan, perkebunan, pertambangan, perhotelan, perkantoran, rumah makan, PKL, dan swalayan.

Tujuannya agar perekonomian dapat segera bangkit lagi dari keterpurukan akibat wabah corona.

Selain itu turut dibuka pula tempat ibadah, tempat olahraga yang kesemuanya harus mematuhi protokol pembatasan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sedangkan untuk sektor-sektor seperti pendidikan, tempat hiburan, dan tempat wisata semetara ini belum dibuka dan masih menunggu aturan dari pemerintah pusat.

“Maka dari itu agar Kota Semarang segera memasuki masa new normal, mari kita semua lebih peduli dan disiplin untuk terapkan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, cuci tangan, cegah berkerumun, serta stay at home, jika tidak ada kegiatan yang tidak terlalu penting. Dengan kebiasaan warga tersebut maka penyebaran wabah corona akan cepat dicegah dan dihentikan,” ajak Ita.

Sementara Andy Kridasusila selaku Rektor USM mengatakan, Universitas Semarang selalu mengikuti arahan, aturan, panduan, dan acuan yang dikeluarkan oleh Pemkot Semarang dan pemerintah pusat dalam menghadapi kondisi seperti ini.

“Kami di USM sebagai salah satu pelaku pendidikan saat ini masih menunggu arahan dari Pemkot Semarang terkait masa new normal. Serta menunggu kebijakan kembalinya kegiatan belajar mengajar secara normal, baik di sekolah maupun universitas,” katanya.

Kegiatan diskusi daring ini, katanya, dilaksanakan sebagai upanya agar terjadi sinkronisasi kebijakan antara pemerintah dan sektor pendidikan terkait persiapan masa new normal.

“Kami juga ingin mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk semakin peduli dan disiplin menerapkan protokol kesehatan agar penyebaran virus corona segera berakhir,” tandasnya.(HS)

Persiapan New Normal, Protokol Kesehatan Sektor Pariwisata Mulai Digodok

Matsuda Bersaudara, Dua Pemain Jepang Keturunan Jawa Yang Tertarik Bela Timnas Indonesia