in

Dua Kali Kalah Berturut-turut di Kandang, Ada Apa PSIS?

Gelandang PSIS Arthur Bonai menendang bola saat timnya dikalahkan PS Tira Persikabo di Magelang (foto dokumen Instagram @psisfcofficial).

 

HALO SEMARANG – PSIS kembali menelan kekalahan di kandang pada laga pekan ke-12 Shopee Liga 1 2019. Tim berjulukan Mahesa Jenar ini menyerah 0-2 dari Tira Persikabo di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Jumat (2/8/2018).

Gawang PSIS yang dikawal Jandia Eka Putra jebol oleh aksi Wawan Febriyanto dan Ciro Alves.

Ini berarti menjadi dua kali kekalahan di kandang secara berturut-turut. Sebelumnya PSIS juga kalah di kandang saat menjamu Persib Bandung di Stadion Moch Soebroto, Magelang (21/7/2019).

Akibatnya, PSIS pun kini melorot ke posisi sembilan klasemen sementara dengan nilai 14 dengan 11 laga yang sudah dilakoni.

Publik pun banyak yang bertanya, apa sebenarnya yang terjadi dengan tim ini karena seakan sangat mudah dikalahkan di kandang sendiri.

CEO PSIS, Yoyok Sukawi pun menyebut hasil jeblok PSIS dari Tira Persikabo adalah hal yang sangat memalukan.

“Ini kekalahan yang ketiga di kandang. Semuanya perlu dievaluasi. Kalau tidak bisa menunjukkan performa seperti lima laga awal, tidak usah berbicara soal papan atas,” ungkap pria yang juga merupakan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Sementara Pelatih PSIS, Jafri Sastra siap bertanggung jawab atas hasil minor timnya. Pelatih asal Payakumbuh, Sumatra Barat ini mengakui, Tira Persikabo memang lebih baik dari timnya.

“Kami kalah segalanya dari lawan, jangan saling mennyalahkan, ini tanggung jawab saya sebagai pelatih,” ungkap Jafri Sastra dalam konferensi pers usai pertandingan.

Jafri menambahkan, Hari Nur Yulianto dkk sebenarnya sudah bermain dengan baik sesuai arahannya. Namun, banyak peluang yang dimiliki PSIS gagal dikonversi menjadi gol.

“Dari menit pertama sebenarnya sudah dapat peluang, hanya tidak yang bisa menjadi gol. Kami hanya banyak memiliki peluang, bukan gol. Counter attack lawan menjadi masalah bagi pertahanan kami,” katanya.(HS)

Sendang Mintoloyo di TBRS Semarang, Menyimpan Banyak Cerita Tapi Malah Tak Terurus

Puncak Musim Kemarau Diprediksi September