HALO SEMARANG – Rumah makan D’Lodeh yang ada di Jalan Kiai Saleh Semarang, mantap membidik segmen eksekutif muda dan pegawai kantoran yang ada di sekitar Jalan Kiai Saleh Semarang. Apalagi dari pendataan manajemen D’Lodeh, setidaknya di sekitar wilayah itu ada sekitar 25 perkantoran dengan jumlah karyawan yang sangat banyak. Hal itu dikatakan pemilik rumah makan D’Lodeh, Bambang Raya usai makan dan doa bersama 100an anak panti asuhan dari empat yayasan, di rumah makan D’Lodeh yang ada di Jalan Kiai Saleh Semarang, Selasa (5/2/2019).
Menurutnya, meski mengandalkan menu rumahan seperti lodeh, brongkos, buntil, gudangan, dan beberapa masakan tradisonal lain, Bambang Raya yakin rumah makan yang dikelolanya bisa sukses di tengah maraknya bisnis kuliner di Kota Semarang.
“Kami memang memiliki keutamaan dibanding rumah makan lain di sekitar. Selain rasa, kami juga mengutamakan pelayanan dan kebersihan rumah makan,” katanya.
Mulai Rabu (6/2/2019), rumah makan D’Lodeh memang resmi dibuka dan akan melayani pesanan dan pelanggan. Setelah sebelumnya, pihaknya selama sebulan penuh menggelar acara Icip-icip, yaitu pengunjung digratiskan menikmati menu di D’Lodeh.
“Kegiatan Icip-icip ini kami tutup dengan doa bersama anak yatim dan pondok pesantren. Kami juga meminta masukan kepada calon pelanggan yang sudah melakukan icip-icip. Masukan terbanyak adalah soal pelayanan,” kata pengusaha yang juga politisi ini.
Sebagai informasi, bisnis kuliner terus menjamur di Kota Atlas. Banyak investor yang membuka rumah makan baru, baik yang sekala kecil maupun besar. Jenis makanannya pun beragam, mulai dari chinese food, eropa food, western, dan menu lokal khas masakan Jawa. Namun D’Lodeh memilih untuk mengandalkan menu masakan tradisional Jawa.
Bambang Raya mengatakan, dirinya sengaja memilih masakan jawa agar pengunjung lebih akrab dengan menu yang tersedia.
“Kami menyediakan makanan khas rumahan dengan menu sederhana. Namun tempatnya kami kemas seperti restoran dengan ruang berpendingin dan kami juga menjaga kebersihan. Pengunjung boleh mengambil sendiri menu yang tersedia,” katanya.
Meski rumah makannya dikonsep modern dan dengan sajian lokal, harga yang ditawarkannya pun tak mahal. Satu porsi sayur lodeh dan sayur tahu tempe misalnya, dibanderol dengan harga Rp 10.000/porsi. Minumannya juga disajikan dengan harga yang murah. “Harga yang kami tawarkan masih terjangkau kantong mahasiswa. Namun soal rasa, kami jamin tak kalah dengan rumah makan besar,” katanya.(HS)