in

Diresmikan Hari Ini, Flyover Purwosari Bisa Digunakan Masyarakat

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Moeljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Sabtu (13/2), meresmikan Flyover Purwosari, Kota Surakarta. (Foto: Dok Humas Jateng)

 

HALO SURAKARTA – Setelah diresmikan oleh Menteri Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Moeljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Sabtu (13/2), Flyover Purwosari sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Alhamdulillah sudah diresmikan. Siang ini juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk beraktivitas,” kata Basuki Hadi Moeljono.

Basuki mengatakan, pembangunan flyover merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi perlintasan sebidang. Hal ini untuk meminimalkan risiko kecelakaan pengguna jalan dan kereta api, serta mengatasi kemacetan saat kereta melintas.

“Sedikit demi sedikit, kami hilangkan persimpangan sebidang dengan kereta. Nantinya akan kami buat di Gilingan dan Simpang Joglo. Entah kita bikin underpass atau elevated rail seperti di Gambir. Semuanya dibutuhkan untuk menghindarkan perlintasan sebidang,” tandas Basuki.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Moeljono, berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam peresmian Flyover Purwosari, Kota Surakarta, Sabtu (13/2). (Foto: Dok Humas Jateng)

 

Flyover Purwosari memiliki panjang total konstruksi 700 meter, dengan badan jalan terdiri atas dua lajur dua arah. Flyover terbentang dari Kerten hingga Purwosari, melintasi jalur rel Stasiun Purwosari.

Keberadaannya menjadi solusi atas kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di kawasan ini, baik dari arah Kartasura menuju Jalan Slamet Riyadi maupun sebaliknya, akibat adanya perlintasan kereta sebidang rute Solo-Yogyakarta.

Gubernur Ganjar Pranowo, memberikan apresiasi atas diresmikannya flyover ini. Ganjar berharap Flyover Purwosari dapat mengatasi kemacetan di kawasan ini.

“Masyarakat Solo selamat, ya. Flyovernya bagus. Mudah-mudahan tidak macet lagi. Silakan dipakai. Menarik, itu di tengah-tengah flyover ada menara masjid persis di tengahnya. Cuantik. Selamat ya,” kata Ganjar.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Moeljono beserta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan rombongan, dalam acara peresmian Flyover Purwosari, Kota Surakarta, Sabtu (13/2). (Foto: Dok Humas Jateng)

 

Wali Kota FX Hadi Rudyatmo menambahkan,  jalan layang ini diperuntukkan bagi kendaraan roda dua dan roda empat. “Kendaraan berat tidak boleh melintas di jalan ini,” tandas Rudy, sapaan FX Hadi Rudyatmo.

Rudy mengenang Flyover Purwosari sebagai karya terakhirnya sebelum purnatugas dari jabatan Wali Kota Surakarta pada 17 Februari mendatang. Terlebih, peresmian jalan layang ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-61.

“Tanggal 13 itu angka sial, tapi 6 tambah 1 itu tujuh, pitulungan kata orang dulu. Jadi ini bisa menjadi pertolongan atas kesialan,” canda Rudy.

Dua Bulan Lebih Cepat

Flyover Purwosari dibangun mulai 8 Februari 2020 oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan anggaran tahun 2020 dan 2021 sebesar Rp 114,18 miliar. Pengerjaan konstruksi ditargetkan rampung pada April 2021 namun berhasil diselesaikan dua bulan lebih cepat.

Flyover Purwosari sempat dibuka untuk uji coba pada 21-26 Desember 2020. Setelah masa uji coba, flyover kembali ditutup untuk pengerjaan minor seperti pengecatan marka jalur lambat, penyelesaian kerb, pemasangan pagar pengaman di atas rel kereta api, pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) di jalur lambat, dan pekerjaan lainnya.

Di bagian kolong barat Flyover Purwosari terdapat skate park yang dapat dimanfaatkan warga untuk bermain skateboard.

Direktur Utama PT Wijaya Karya, Agung Budi Waskita mengatakan di flyover ini terdapat dua patung penari gambyong, masing-masing di bagian barat dan timur jalan. Patung ini sebagai simbol ucapan selamat datang, bagi pengguna jalan yang akan memasuki Kota Surakarta. Kedua patung ini sekaligus sebagai ikon Flyover Purwosari.

“Kami juga berikan menempatkan motif batik kawung, ceplok, dan lereng, selain untuk mempercantik juga sekaligus sarana edukasi masyarakat tentang motif batik yang ada di Kota Surakarta,” kata Agung. (HS-08)

Banjir Surut, Jalan Kaligawe Banyak Yang Rusak Setelah Terendam Air Selama Sepekan

Mensos Risma Puji Penanganan Banjir di Kota Pekalongan