in

BST Tahap Tiga Cair, Penerima Diminta Segera Mencairkan Jika Tak Ingin Bantuan Hangus

Foto ilustrasi: Para petugas Kantor Pos Semarang melayani para penerima BST di Kantor Pos Johar Semarang.

 

HALO SEMARANG – Masyarakat penerima bantuan sosial tunai (BST) tahap tiga diharapkan segera untuk mencairkan bantuan. Dikarenakan jika tak segera diambil sesuai jadwal, bantuan tersebut akan ditarik kembali oleh kementerian.

Penyaluran bantuan sosial tunai (BST) tahap tiga melalui PT Pos Indonesia, tengah berlangsung sejak tanggal 6 Juli 2020.

Kepala PT Pos Indonesia Semarang, Mujiyono mengatakan, berdasarkan surat perintah dari Kementrian Sosial, pengambilan BST tahap tiga akan dilayani hingga 15 Juli 2020.

Warga yang belum mengambil BST tahap tiga diimbau untuk segera mengambil lantaran pengambilan berakhir Rabu besok.

Dia menjelaskan, aturan pengambilan BST memang berubah. Sebelumnya, BST yang belum diambil bisa diambil tahap berikutnya.

Namun Kementrian Sosial membuat kebijakan baru menyangkut percepatan penyaluran. Apabila BST tidak diambil, Kementrian Sosial akan menarik dana tersebut.

“Surat perintah dari Kemensos sampai tanggal 15 Juli. Setelah tanggal itu, kami belum dapat perintah untuk membayarkan,” terang Mujiyono, Selasa (14/7/2020).

Lebih lanjut, Mujiyono menambahkan, untuk BST tahap tiga ini sudah terdistribusi lebih dari 80 persen. Ada 113.933 penerima manfaat yang mendapatkan BST tahap tiga untuk Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Untuk Kota Semarang sendiri ada 109.910 penerima.

“Tahap tiga ini tahap terakhir sesuai undangan yang diterima warga. Tahap selanjutnya kami menunggu dari Kemensos apakah penerima sama atau beda. Infonya yang beredar memang sampai Desember, cuma sampai sekarang kami belum menerima info by name by address,” katanya.

Adapun warga yang belum mengambil BST tahap satu dan dua, sambung Mujiyono, sementara ini PT Pos Indonesia belum mendapatkan instruksi untuk mencairkan kembali.

Sebelumnya, pihaknya telah memberikan kesempatan kepada warga yang belum mengambil BST tahap satu dan dua hingga tanggal 10 Juli lalu. Setelah tanggal itu, BST sudah non aktif.

Diakuinya, rata-rata penyaluran BST setiap hari hanya 90-95 persen. Artinya, ada sekitar lima persen yang tidak mengambil.

“Lima persen itu jumlah Kota Semarang dan Kabupaten Demak karena kami cover dua kota tersebut. Kami konfirmasi ke kelurahan, ternyata banyak warga yang merantau di zona merah tidak bisa balik. Sehingga belum diambil,” paparnya.

Warga Kebonharjo, Jumiyati mengaku, sangat bersyukur mendapatkan BST selama tiga bulan terakhir sebesar Rp 600 ribu per bulan.

Bantuan tersebut dia gunakan untuk kebutuhan rumah tangga.

Mendengar informasi bahwa BST akan diperpanjang, dia berharap bisa mendapatkan bantuan kembali. Pasalnya, akibat pandemi Covid-19 ini, pekerjaan suaminya yang hanya seorang supir cukup terdampak.

“Saya tidak bekerja. Suami supir. Kerjaannya sekarang sepi gara-gara corona. Kalau diperpanjang harapannya bisa dapat lagi,” ucapnya.(HS)

Dewan: Program Penanganan Banjir Tetap Harus Jadi Prioritaskan

Ganjar Geram, Solo Disebut Zona Hitam: Sing Ngomong Sopo?