HALO SEMARANG – Wabah Covid-19 yang sudah berlangsung selama tiga bulan ini, justru menambah berkah bagi pembudi daya ikan di Magelang. Bahkan penjualannya, yang juga telah masuk pasar ekspor naik mencapai 20 persen.
Di Dusun Sorogenen, Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, budi daya ikan air tawar telah berlangsung secara turun temurun.
Masyarakat kemudian merambah budi daya ikan hias. Karena ternyata kadar air di dusun yang dekat dengan sungai Pabelan itu sangat cocok untuk ikan arwana, akhirnya banyak warga yang beralih membudi dayakan salah satu ikan air tawar termahal itu. Fajar Sodiq, salah satunya.
“Sejak 2009 saya memulai budi daya ikan arwana. Setelah menjelaskan cara dan keuntungan budi daya ikan itu kepada para tetangga, akhirnya banyak yang ikut,” katanya, Minggu (28/6/2020).
Tidak hanya satu, Fajar Sodiq membudi dayakan setidaknya empat jenis ikan arwana. Dari silver Brazil, Papua, Arwana Kalimantan, sampai jenis red super.
Padahal untuk jenis itu, satu ekor harganya jutaan rupiah. Apalagi yang red super, yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.
“Saya menggandeng teman dari Jakarta untuk diekspor ke China. Bahkan di masa pandemi ini penjualan justru naik 20 persen,” katanya.
Jika biasanya dalam satu Minggu dia mengirim sekitar 15 ekor arwana dewasa, di masa pandemi ini dia bisa mengirim 20 ekor ditambah ratusan anakan ikan arwana yang harga satuannya sekitar Rp 18.000.
Jumlah pengiriman tersebut akan meningkat pada kisaran bukan Desember sampai Februari atau di musim hujan.
Fajar memang bukan hanya membudi dayakan arwana dewasa. Sejak peranakan, ikan arwana telah dia kelola dengan baik di beberapa kolam dan puluhan akuarium di rumahnya.
Lahan tersebut masih ditambah dengan puluhan petak kolam yang dikelola tetangganya.
Kebetulan Minggu (28/6/2020) siang ketika warga setempat panen, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sedang gowes ke Kabupaten Magelang dan menghampiri mereka.
Termasuk menilik ke kolam-kolam yang ada di rumah Fajar.
“Di tengah pandemi ini ternyata masih menyimpan berkah untuk para pembudi daya ikan arwana. Penjualannya naik 20 persen. Diekspor juga ke China,” katanya.
Saat keliling kolam dan akuarium pembibitan, Fajar sempat menunjukkan kepada Ganjar salah satu ikan arwana yang sangat unik. Bahkan menurut Fajar ikan tersebut menarik minat para kolektor.
“Tadi menarik, ada ikan arwana yang kelainan genetik ditawar Rp 50 juta tidak dikasih. Mintanya Rp 70 juta. Pernah juga dia menjual seharga Rp 400 juta. Wah bagaimana ya kalau itu digoreng?” kata Ganjar yang membuat Fajar langsung terbahak.(HS)