HALO BANJARNEGARA – Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banjarnegara Barijadi Jumpaedo, meminta masyarakat untuk lebih selektif dan bijak dalam melihat tayangan bencana di media sosial.
Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banjarnegara Barijadi Jumpaedo, terkait video beredar yang menyebutkan terjadi bencana gempa di Dataran Tinggi Dieng.
Dalam vidio yang beredar dan berdurasi 11.48 detik tersebut, terlihat rumah-rumah yang hancur akibat gempa.
Narasi dalam vidio juga menyebutkan di wilayah Banjarnegara juga terjadi banjir dan bencana besar lainnya.
Namun setelah ditelusuri ternyata vidio yang beredar di media sosial tersebut adalah hoaxs atau tidak benar adanya.
Barijadi Jumpaedo, seperti dirilis banjarnegarakab.go.id, memastikan video tersebut hoaks, alias kabar bohong, karena tidak terjadi gempa di Dieng.
Menurut dia, yang terjadi adalah bencana tanah bergerak dan longsor, di Dukuh Kali Ireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, yang saat ini memang menjadi fokus penanganan paaca bencana oleh pemerintah daerah Banjarnegara.
Dari sejumlah lokasi bencana, longsor di Desa Ratamba Banjarnegara memang yang paling parah.
“Kami selalu menyampaikan update berita terkait dengan perkembangan bencana di Banjarnegara, dan kami siarkan melalui media sosial, televisi maipun koran, ” kata Barijadi.
Ia berharap kepada masyarakat bisa mengevaluasi atau mengkroscek terlebih dahulu jika menangkap informasi melalui media masa yang jelas nara sumbernya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa hujan dengan intensitas tinggi di Banjarnegara mengakibatkan bencana di 10 wilayah kecamatan di Banjarnehara, namun yang paling parah adalah di Desa Ratamba Kecamatan Pejawaran dan saat ini dalam penanganan serius pemkab Banjarnegara.
Terpisah Pj Bupati Banjarnegara Muhamad Masrofi mengatakan, bahwa penanganan pasca bencana longsor dan tanah bergerak di beberapa titik terutama di Desa Ratamba terus dilakukan.
Ia terus berkordinasi dengan dinaa terkait untuk pembangunan hunian sementara (Huntara) bagi para pengungsi yang saat ini menempati rumah-rumah warga.
“Kami secepatnya akan membangun Huntara, sementara ini kita terus berkordinasi dengan dinas terkait, pemerintah desa dan masyarakat, dan untuk penanganan infrastruktur jalan sementara menunggu tidak ada pergerakan tanah,” kata Masrofi.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana untuk mewaspadai manakala terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang dimungkinkan akan terjadi hingga bulan Februari.
Terkait berita yang beredar di Media Sosial tentang gempa dasyat, Pj Bupati Masrofi memastikan jika bencana tersebut adalah tidak benar.
“Kami berharap Masyarakat ridak mudah percaya apalagi teeprofokaai dwngan beeita yang tidak jelas nara sumbernya,” kata Masrofi.
Seperti diketahui sebelumnya sejak hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Banjarnegara dalam beberapa hari terakhir menyebabkan bencana alam banjir, longsor, dan tanah bergerak.
Data dari Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, terdapat 17 lokasi bencana alam, di 7 wilayah kecamatan.
Dan yang paling parah adalah tanah bergerak di Dukuh Kaliireng Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran.
Akibat longsor dan tanah bergerak di Dukuh Kali Ireng Desa Ratamba, sebanyak 12 KK atau 35 jiwa mengungsi di rumah-rumah warga. Sementara pengungsi tentative tercatat 9 keluarga atau 26 jiwa.
Akibat dari tanah bergerak dan longsor, sebanyak ruas jalan Pejawaran menuju Batur amblas sepanjang 100 meter, 13 rumah rusak berat, 2 rumah rusak ringan, 1 Musholla rusak berat,1 Pondok pesantren juga mengalami rusak berat. Selain itu ada 8 rumah yang berada di luar patahan juga terancam.(HS-08)