
HALO SEMARANG – Tahapan Pilkada Serentak 2020 akan mulai bergulir pada September 2019. Di Provinsi Jawa Tengah sendiri tercatat tak kurang dari 21 Kabupaten/Kota yang akan ikut menyelenggarakan pemilihan kepala daerahnya masing-masing.
Kota Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah pun menjadi salah satu di antaranya.
Ketua KPU Kota Semarang, Henry Casandra Gultom menyebutkan, bergulirnya tahapan Pilwalkot Semarang 2020 tinggal menunggu pengesahan.
“Tahapann menunggu pengesahan PKPU Pilkada, dan juga menunggu dari KPU RI, karena tahapannya serentak bersamaan,” tegas Henry, dari rilis yang terima halosemarang.id baru-baru ini.
Di sisi lain ketika ditanya terkait kemungkinan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk bisa ikut kembali dalam tahapan Pilwalkot Semarang 2020, Henry menegaskan jika hal tersebut masih dimungkinkan.
“Kalau menurut PKPU Nomor 15 Tahun 2017 masih bisa,” jawab Ketua KPU Kota Semarang itu singkat.
Terkait hal tersebut, pakar Ilmu Hukum Tata Negara dan Konstitusi Universitas Semarang, Muhammad Junaidi berpendapat sama dengan KPU Kota Semarang. Sebab meski pada Pilwakot Semarang 2020 akan menjadi kali kedua bagi Hendrar Prihadi maju sebagai calon petahana, tapi sebenarnya Wali Kota Semarang tersebut baru menjalani satu periode kepemimpinan.
“Saya pikir saya lebih sepakat bahwa beliau baru satu periode, karena penafsirannya yang pertama melanjutkan, sehingga bisa saja mencalonkan diri kembali di Pilkada nanti,” jelas Junaidi yang juga merupakan Ketua Program Studi Magister Hukum Universitas Semarang tersebut.
Junaidi sendiri memprediksi dengan status Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu maju kembali sebagai calon petahana, maka praktis perebutan kursi wakil wali kota sebenarnya menjadi lebih menarik untuk diperbincangkan. Pasalnya dia menyebutkan belum ada figur calon lain yang muncul untuk di posisi persaingan wali kota, yang mampu menyaingi Hendi dalam Pilwalkot Semarang ke depan.
“Beliau diterima oleh semua kalangan, bahkan oleh masyarakat awam. Dan dari sisi kepartaian, PDIP besar di Kota Semarang karena eksistensi Hendi sebagai ketua partai. Figur Hendi masih dominan, sehingga mungkin saja terjadi melawan kotak kosong,” pungkas Junaidi.
“Lebih ideal untuk calon-calon yang lain berebut menawarkan diri menjadi wakilnya Pak Hendi. Itu lebih aman dibanding harus berhadap-hadapan dengan beliau. Maka perebutan wakil ini akan menjadi menarik nantinya,” tambahnya.(HS)