in

Audiensi dengan Wabup, Ini Keinginan Para Seniman di Kendal

Audiensi perwakilan seniman dengan Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi, di ruang kerjanya, Kamis (15/5/2025).

HALO KENDAL – Sejumlah komunitas kesenian yang ada di Kabupaten Kendal berkesempatan audiensi dengan Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi, di ruang kerjanya, Kamis (15/5/2025).

Wabup menyambut baik perwakilan dari sepuluh komunitas kesenian. Di antaranya dari perwakilan Teater Taksu, Teater Semut, Lesbumi, Komunitas Stand Up Kendal, perwakilan Lestra, Omah Gores, Light in Kendal, perwakilan RKFK, perwakilan Komunitas Musisi Kendal dan perwakilan Karang Taruna Kecamatan Brangsong.

Wabup mengaku, sangat mendukung keinginan para seniman, terutama dalam pendirian gedung atau ruang yang representatif untuk pentas kesenian.

Bahkan pihaknya mempersilahkan untuk mencari gedung milik Pemkab Kendal yang sekiranya bisa digunakan untuk pentas kesenian.

“Jadi kalau sudah ketemu gedungnya yang sekiranya cocok, bisa segera sampaikan, biar ditindaklanjuti, mana yang perlu direnovasi,” ujar Benny.

Dengan adanya ruang kreatif yang mampu memberdayakan dan menunjang kolaborasi lintas sektor tersebut, lanjut Wabup, maka bisa menjadi salah satu penggerak pembangunan.

“Apalagi di Kabupaten Kendal ini banyak kekayaan lokal dalam ranah kesenian yang bisa dijadikan kekuatan visual dan naratif untuk memperkenalkan dan mempromosikan Kendal kepada wisatawan, bahkan investor,” tandasnya.

Sementara Venny Zega dari Teater Taksu mengatakan, sepuluh komunitas, merupakan perwakilan dari beberapa kesenian yang ada di Kendal.

Ia juga mengungkapkan, agenda audiensi dengan Wakil Bupati Kendal ini hanya meminta solusi untuk memberikan ruang representatif untuk kegiatan kesenian di Kendal.

“Semua mempunyai kesenian yang sama, yaitu gedung yang representatif untuk menyajikan karyanya,” ujar Venny.

Ia juga menyebut, Balai Kesenian Remaja (BKR) yang biasanya digunakan tempat pentas seni itu kondisinya sangat memprihatinkan. Gedung yang tampak seperti ruang kelas sekolah dasar tersebut, selain terlalu kecil untuk pentas, juga tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung.

“Kondisinya sangat jauh dari kelayakan standar ruang kesenian, sehingga malu kalau ada teman dari daerah lain mau pentas di Kendal,” jelas Venny.

Sedangkan Ali Murtadlo dari Lesbumi Patebon mengaku, kelompok sepuluh memiliki keresahan dan visi yang sama. Tidak adanya ruang yang representatif, menjadikan banyak seniman berbakat yang memilih hijrah ke kota lain dengan berbagai pertimbangan dan faktor.

“Ruang yang minim dan keterbatasan fasilitas menjadi salah satu faktor utama teman-teman hijrah ke daerah lain,” ujarnya.

Ali berharap, Pemkab Kendal bisa memberikan ruang yang layak untuk kegiatan kesenian di Kabupaten Kendal.

“Para seniman juga dilibatkan dalam proses realisasi ruang kesenian. Karena yang tahu kebutuhan ruang kesenian adalah seniman,” ungkapnya. (HS-06)

 

Dinas Ketahanan Pangan Jateng Salurkan 250 Paket Bantuan Bagi Anak Berpotensi Stunting di Kendal

Senyum di Senja Hari: Harapan Baru untuk Rumah Wagiman di Boyolali