HALO BATANG – Pemerintah Kabupaten Batang masih memetakan efisiensi anggaran, demi untuk menuruti keinginan Presiden Prabowo Subianto.
Penjabat (Pj) Sekda Batang, Sri Purwaningsih mengatakan bersama timnya tengah memilah pos-pos mana saja, yang masih bisa diselamatkan dan mana yang harus dipotong untuk dialihkan.
“Angkanya tidak main-main, pemangkasan anggaran ini diperkirakan bisa mencapai Rp150 miliar. Namun hingga kini, langkah efisiensi baru menjangkau kisaran Rp 50 hingga Rp75 miliar,” kata Sri, seperti dirilis batangkab.go.id, baru-baru ini.
Meski begitu, Sri menegaskan angka perkiraan ini masih bersifat sementara dan belum final, karena bisa lebih besar.
Karena kita belum tahu petunjuk yang dikehendaki Bupati Batang, M Faiz Kurniawan.
Refocusing ini, menurut Sri, bukan sekadar pemotongan acak. Pemerintah Kabupaten Batang berupaya menjaga agar pemangkasan tidak mengganggu program-program esensial.
Salah satu prioritas efisiensi adalah perjalanan dinas yang dipangkas hingga 50 persen, serta kegiatan-kegiatan yang dianggap tidak terlalu mendesak.
“Misalnya pengadaan laptop. Kalau tahun lalu dinas X sudah membeli laptop, lalu tahun ini mengajukan lagi, ya itu belum perlu. Harus dilihat urgensinya,” jelasnya.
Namun tidak semua anggaran sosial bisa diganggu. Sri mencontohkan, Dana santunan kematian tidak mungkin dipotong, karena itu jelas sangat bermanfaat bagi masyarakat kurang mampu.
Di tengah tekanan efisiensi, Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan, dan Aset Daerah (BPKPAD) Pemkab Batang juga berupaya menambal lubang anggaran dengan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Sebagai koordinator pendapatan, kami terus mengidentifikasi dan menggali potensi-potensi baru untuk meningkatkan PAD,” tegasnya.
Namun, lanjut dia, kekhawatiran tetap ada, terutama terhadap program-program sosial seperti pengentasan kemiskinan dan penanggulangan stunting. Di sinilah Sri mengajak pihak swasta untuk ikut andil dalam solusi.
“Kami berharap, para investor dapat berperan aktif dalam mengatasi isu kemiskinan dan stunting, terutama dalam hal penyediaan akses terhadap makanan bergizi,” kata dia.
Refocusing anggaran mungkin tak terhindarkan, tetapi di balik tekanan fiskal ini, Pemkab Batang terus berjuang menjaga keseimbangan antara efisiensi dan kepentingan rakyat. (HS-08)