HALO SEMARANG – Polda Metro Jaya memastikan bahwa orang tua terduga pelaku kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, berasal dari kalangan sipil.
Hal ini menepis anggapan yang beredar sebelumnya, bahwa orang tua dari terduga pelaku adalah dari kalangan aparat.
“Yang pasti dari swasta, sipil,” jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto, Selasa (11/11/25), seperti dirilis tribratanews.polri.go.id.
Ia mengungkap, mengenai status terduga pelaku dalam peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, juga bukan tersangka, karena yang bersangkutan adalah anak-anak.
“Yang bersangkutan masih berstatus anak dan anak yang berhadapan dengan hukum,” jelasnya.
Kombes Pol Budi menegaskan, tim penyidik tetap akan berpedoman pada Undang-Undang Perlindungan Anak.
Ia pun mengimbau agar semua pihak menjaga privasi anak sebagaimana tertuang dalam undang-undang tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengunjungi para korban ledakan SMA Negeri 72 Jakarta, dan berjanji siap memberikan layanan psikososial guna memulihkan fisik maupun mental para murid.
Mendikdasmen juga memberikan semangat motivasi agar masa pemulihan para korban berangsur cepat dan membaik.
“Puji syukur hari ini saya dapat menjenguk para korban ledakan SMA Negeri 72. Setelah tadi melihat kondisi mereka, saya salut dan bangga bahwa mereka punya kekuatan mental dan ketabahan dalam menghadapi peristiwa ini. Tentunya, Kemendikdasmen akan bergerak cepat mulai hari Senin akan memberikan layanan psikososial kepada para murid yang menjadi korban, guru, dan semua warga sekolah,” terang Mendikdasmen, Senin (10/11/2025).
Kepada para murid, Mendikdasmen berpesan untuk tetap semangat menjalani hari-hari pemulihan, terus semangat belajar, dan jangan pernah takut untuk kembali beribadah di masjid.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa peristiwa di SMA Negeri 72 menjadi evaluasi bersama untuk menguatkan kebijakan terkait pencegahan kekerasan dan perundungan di sekolah.
“Saat ini kami masih berproses untuk mengeluarkan peraturan menteri terkait sekolah aman, bebas dari kekerasan dalam lingkungan belajar. Kami juga mengajak kepada seluruh pihak untuk mengubah paradigma pendidikan menjadi lebih humanis, komprehensif, dan partisipatif. Serta memperkuat peran guru sebagai pendamping murid secara akademik, psikologis, sosial, spiritual, dan penghubung antara sekolah dengan orang tua,” tutur Mendikdasmen.
Ia juga mengaku optimistis proses pembelajaran di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara kembali berjalan normal pascaledakan pada Jumat (9/11).
“Saya kira, secara umum melihat kondisi anak-anak yang tadi saya temui sepertinya tidak perlu waktu lama dan mudah-mudahan semuanya bisa kembali normal dan juga bisa belajar sebagaimana mestinya,” imbuh Mendikdasmen.
Menurut Mendikdasmen, untuk penanganan selanjutnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan bekerja sama dengan sekolah dan juga Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan kementerian terkait.
Ia mengungkap, mengenai status terduga pelaku dalam peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, bukanlah tersangka. Sebab, terduga pelaku adalah anak di bawah umur.
“Yang bersangkutan masih berstatus anak dan anak yang berhadapan dengan hukum,” jelasnya.(HS-08)


