in

Percepat Ekonomi Hijau, Wakil Ketua DPRD Jateng Dorong Transformasi UMKM Perempuan

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko. (Foto : Istimewa)

 

HALO SEMARANG – Di tengah perubahan ekonomi global yang semakin menekankan keberlanjutan dan efisiensi sumber daya, peran perempuan dalam sektor usaha kecil dan menengah (UMKM) dinilai menjadi salah satu fondasi penting dalam menjaga daya tahan ekonomi daerah.

Namun, transformasi menuju ekonomi hijau menuntut lebih dari sekadar adaptasi. Dia membutuhkan dukungan nyata dari pemerintah, lembaga keuangan, hingga komunitas digital.

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko menekankan bahwa perempuan memiliki posisi strategis dalam membangun ekonomi berkelanjutan, terutama di level akar rumput.

“Dari dapur mereka lahir ide, dari tangan mereka lahir produk lokal yang bernilai. Kini saatnya kita bantu mereka melangkah ke pasar digital agar nilai tambahnya meningkat,” ujarnya.

Menurut Heri, masih banyak perempuan pelaku UMKM di Jawa Tengah yang terjebak dalam rantai ekonomi konvensional — produksi terbatas, pemasaran manual, dan minim pengetahuan digital. Padahal, dengan pelatihan sederhana dan dukungan modal berbasis inklusif, produk mereka bisa bersaing hingga pasar nasional, bahkan global.

 

Ilustrasi perempuan pelaku UMKM. (Dok)

 

Data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah mencatat, lebih dari 52% pelaku UMKM di Jateng adalah perempuan, sebagian besar bergerak di sektor kuliner, kriya, dan produk rumah tangga ramah lingkungan. Namun, hanya sekitar 20% yang sudah mengakses platform digital secara aktif.

Kondisi ini menunjukkan masih adanya kesenjangan digital yang perlu dijembatani melalui program pelatihan dan pendampingan.

Heri menilai, arah pembangunan ekonomi daerah ke depan harus menempatkan transformasi digital dan keberlanjutan lingkungan sebagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

“Kita bicara ekonomi hijau bukan cuma soal energi terbarukan atau daur ulang, tapi juga bagaimana perempuan yang membuat produk ramah lingkungan bisa hidup dari usahanya secara layak dan berkelanjutan,” katanya.

Ia juga mendorong Pemprov Jateng untuk memperluas kemitraan dengan BUMD dan koperasi hijau agar dapat menampung produk perempuan desa dalam skema pengadaan lokal. Program ini diharapkan menjadi jembatan antara potensi komunitas desa dengan pasar modern, tanpa mengorbankan nilai budaya dan lingkungan.

Selain itu, Heri menyoroti pentingnya literasi digital dan ekosistem e-commerce lokal.

“Banyak perempuan yang punya produk bagus tapi tak tahu cara promosi. Harus ada pelatihan praktis, bukan seminar panjang, tapi pendampingan langsung. Kalau mereka bisa jualan dari dapur, dari rumah, itu sudah bagian dari revolusi ekonomi hijau,” tambahnya.

“Pembangunan tidak akan adil tanpa perempuan. Dan perempuan tidak akan berdaya tanpa ruang untuk tumbuh dan dihargai,” kata dia. (HS-08)

Program Desalinasi Pemprov Jateng Diperluas, Heri Londo: Solusi Atasi Krisis Air Pesisir Pantura

Jateng Genjot RPH Halal, Heri Pudyatmoko Optimistis Wisata Ramah Muslim Semakin Dilirik