HALO BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya.
Ketua Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Boyolali, Wahyu Irawan pun optimistis pada tahun ini bisa mencapai target Nasional yakni 14 persen.
Hal itu diungkapkan Wahyu, di Hotel Al Azhar Azhima, Kecamatan Ngemplak, Kamis (19/09/2024) setelah menghadiri acara Rapat Kooordinasi Strategi Komunikasi TPPS Kabupaten Boyolali.
Menurut dia, upaya penurunan angka stunting ini membutuhkan dukungan stakeholder terkait.
“Kalau kita lihat ini (stunting di Boyolali) masih di atas 14 persen, masih tinggi tapi tidak menutup kemungkinan bisa diturunkan di penghujung tahun 2024 dengan kerjasama yang apik dan kolaborasi semua stakeholder. Untuk Boyolali meski sudah mengalami penurunan, tetapi tetap tidak lengah artinya tetap berkolaborasi, tinggalkan ego sektoral dan kerja bareng,” kata Wakil Bupati Boyolali ini, seperti dirilis boyolali.go.id.
Wabup yang kerap disapa Iwan ini, juga berharap penanganan stunting di Kabupaten Boyolali dapat mengalami penurunan di akhir Tahun 2024.
“Mudah mudahan di pengujung tahun ini bisa signifikan turun. Kita berupaya terus, baik intervensi secara spesifik maupun intervensi yang lain. Jadi memang diperlukan satu langkah kolaborasi untuk kasus stunting di Kabupaten Boyolali,” terangnya.
Senada, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina menjelaskan bahwa kasus stunting di Kabupaten Boyolali jumlahnya naik turun sesuai dengan hasil penimbangan.
Dari data e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di Kabupaten Boyolali berada di tujuh sampai delapan persen.
“Stunting di Boyolali dapat dilihat dari dua indikator. Kalau dari indikator e-PPGBM itu kita angkanya berada di sekitar 7-8 persen atau sekitar 4.000 anak. Yang kedua dilihat dari hasil survei, kalau dilihat dari hasil survei ini dilaksanakan oleh pemerintah pusat ini kita di angka 21,5 persen jadi sama dengan angka Nasional,” jelasnya.
Dilanjutkan, dengan adanya kolaborasi yang optimal dari jajaran kesehatan juga dengan tim yang ada di lapangan, memberikan penanganan menyeluruh kepada para sasaran sasaran kasus stunting di Boyolali.
Sehingga pihaknya mengadakan pertemuan TPPS Kabupaten Boyolali yang mengedepankan topik tentang strategi komunikasi,
“Di mana strategi komunikasi mempunyai peranan sangat penting dalam menjalin komunikasi baik dengan lintas agama melalui pendekatan agama maupun juga melalui pendekatan komunitas atau kelompok masyarakat serta juga melalui pendekatan internal keluarga,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, pihaknya mengundang kelompok lintas agama, seluruh kantor KUA beserta penyuluh agama, kader pembangunan masyarakat, penyuluh KB, petugas gizi puskesmas, serta tim pendamping keluarga sejumlah 2.554 yang mengikuti secara daring. (HS-08)