in

Mijen, Kelurahan Ketapang, “Kampung Ikan Panggang” Di Kendal

Salah satu pembuat ikan panggang di Kampung Mijen, Kelurahan Ketapang, Kendal.

 

HALO KENDAL – Kalau kita ingin mencari ikan panggang yang masih hangat, datang saja ke kampung Mijen, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal. Kampung Mijen ini memang dikenal sebagai Kampung Ikan Panggang.

Dikarenakan di kampung ini, sebagian penduduknya berprofesi atau bernisnis ikan panggang.

Tempatnya sendiri tak sulit dicari. Ketika masuk Kota Kendal, banyak warga yang bisa diminta untuk menunjukkan letak kampung ini.

Gang Kampung Mijen, berada di sebelah utara pertigaan lampu merah atau traffic light Ketapang, Kota Kendal.

Sedikitnya ada 20 rumah di sana yang memproduksi olahan ikan panggang.

Setiap hari dipastikan ada proses produksi di sana. Hal ini ditandai dengan adanya kepulan asap dari bara api panggangan, yang keluar dari cerobong asap yang ada di tiap atap rumah produksi.

Sehingga, kampung yang banyak berdiri tempat usaha rumahan turun temurun sejak 40 tahun yang lalu itu, oleh warga Kendal lebih dikenal dengan sebutan ikan asap.

Salah satu pengolah ikan panggang atau ikan asap di Ketapang, Sholati mengatakan, dirinya sudah menjalankan bisnis ini sejak beberapa tahun silam. Kini dia dibantu 3 orang pekerja, dengan masing-masing bagian penugasan.

“Satu orang yang bagian pemotongan ikan, dan yang dua bagian pemanggangan,” katanya, Kamis (23/7/2020).

Menurutnya, aktivitas para pembuat ikan panggang, dimulai sejak pukul 08.00, dengan terlebih dulu mencuci ikan sebelum dipotong.

Ikan sendiri didapat dari para nelayan di pesisir Kendal. Namun sebagian diambil dari daerah lain, seperti Suarabaya, Rembang, dan Jakarta.

“Jenis ikan ada manyung, genjong atau ikan pari yang ukurannya rata-rata sebesar paha orang dewasa. Di wilayah pesisir, ikan jenis ini memang mudah didapat. Namun untuk mendapatkan yang ukuran besar serta memenuhi tingginya permintaan pasar, kami harus cari ikan sampai ke luar daerah,” jelasnya.

Untuk pengolahannya, Sholati menjelaskan, pertama-tama ikan dipotong menjadi tiga bagian, kepala, badan atau daging, dan ekor.

Kemudian yang bagian badan atau daging, dipotong-potong sesuai ukuran yang biasa dijual di pasar.

Sambil menunggu ikan dipotong, pekerja lain menyiapkan api di tempat pemanggangan ukuran 40 sentimeter x 2 meter.

Untuk bakarannya, bahan dari batok kelapa yang sudah kering lebih sering dipilih, karena tahan lama saat menjadi bara dibanding menggunakan kayu lain.

Selain itu bara dari batok kelapa juga lebih panas dan mempermudah pemanggangan.

“Untuk aktivitas pemanggangan dimulai pukul 11 siang sampai pukul 4 sore. Batok kelapa dibakar selama 30 menit sampai menjadi bara api, itu sudah siap untuk pemanggangan,” ujar Sholati.

Ikan yang sudah dipotong-potong, lanjutnya, baik bagian kepala, badan dan ekor, kemudian ditaruh di ram-raman terbuat dari logam yang dipasang di atas bara pemanggangan.

“Proses pemanggangan sampai matang memakan waktu sekitar 10 menit,” imbuhnya.

Ditambahkan, harga ikan panggang berbeda-beda, sesuai ukuran, bagian, dan bahan dasar ikan. Untuk kepala biasa dijual dengan harga Rp 35 ribu per kilio atau lebih, tergantung ukuran ikan.

Sedangkan bagian badan atau daging akan dijual dengan harga Rp 70 ribu per kilo.

“Untuk bagian ekor jauh lebih murah, perbungkus isi sepuluh hanya Rp 5 ribu. Penjualannya sudah dikulak pedagang di pasar-pasar dan sisanya jual sendiri di Pasar Mangkang, Semarang,” pungkasnya.

Pembuat ikan panggang lain, Ferawati mengatakan, ada bagian dari ikan yang tidak dibakar namun laku dijual untuk keperluan lain. Seperti jeroan ikan, insang, kulit, dan leher.

“Untuk jeroan biasanya diambil peternak lele atau untuk pakan ikan para pelaku budi daya. Kalau untuk kulit, dijemur dan dibuat kerupuk kulit. Biasanya sudah ada tengkulak yang ambil,” terang dia.

Ikan manyung dan genjong atau ikan pari yang digunakan sebagai bahan dasar, memang harus didatangkan dari luar Kendal, bahkan ada yang dari Jakarta atau Surabaya.

“Karena nelayan di sini tidak menggunakan kapal yang besar, sehingga hasil tangkapan kecil-kecil,” katanya.(HS)

Kenakan Pakaian Adat Dayak, Ini Pesan Ganjar Di Hari Anak

Peringatan Hari Anak Nasional di Kota Semarang Dilaksanakan Secara Online