
HALO SEMARANG – Ketajaman lini depan masih menjadi persoalan bagi PSIS dalam menjalani Liga 1 2019. Kendala kurang suburnya para ujung tombak Tim Mahesa Jenar ini pun ingin segera dibenahi tim pelatih serta manajemen PSIS, agar bisa bersaing di papan atas liga.
Hal itu karena para penyerang Mahesa Jenar, dinilai masih belum menunjukkan produktifitasnya. Hingga pekan kedelapan Liga 1 2019, meski secara peringkat di klasemen lebih baik dari musim lalu, namun dari produktifitas gol skuad asuhan Jafri Sastra ini menurun drastis.
Pada pekan ke delapan musim lalu, PSIS sudah mengoleksi 11 gol, dan kini hanya tujuh gol yang baru tercipta.
Sepeninggal Brono Silva yang hengkang dari PSIS akhir musim lalu dan memilih bermain di Liga Arab Saudi, nyaris tim ini tak memiliki striker yang memiliki insting mencetak gol baik dari bola mati maupun bola jalan. Hal itu karena tipikal para striker PSIS nyaris sama, seccond striker dan bukan striker target.
Striker pinjaman dari Persija, Silvio Escobar pun belum menjadi jawaban atas kebutuhan ini. Hingga pekan kedelapan, pemain yang masih berupaya untuk menjadi warga negara Indonesia tersebut baru mencetak satu gol.
Bahkan hingga pekan kedelapan yang telah dilakoni, secara total PSIS baru berhasil mencetal 7 gol dengan 7 gol kemasukan.
Untuk itu para pendukung PSIS pun banyak yang menunggu kehadiran striker asal Brasil mereka yang didatangkan manajemen musim ini, Claudir Marini Junior.
Striker berkepala pelontos itu selama ini memang digadang-gadang bisa menjadi ujung tombal tajam.
Namun sayangnya, Marini gagal didaftarkan di kompetisi Liga 1 awal musim lalu karena masalah cedera yang dialami saat PSIS menjalani laga uji coba pramusim. Dan saat ini, sang pemain sudah terlihat mulai berlatih bersama tim meski belum bisa dimainkan.
“Meski sudah sembuh Marini belum bisa kami mainkan karena memang belum didaftarkan ke kompetisi. Kemungkinan nanti baru didaftarkan pada jeda setengah musim kompetisi,” kata General Manajer PSIS, Wahyoe “Liluk” Winarto belum lama ini.
Belum sempat mengikuti kompetisi, pemain yang sebelumnya merumput bersama Corinthians itu memang harus menepi lama karena dihantam cedera. Dia seakan menjadi pembelian yang sia-sia PSID hingga setengah musim nanti.
CEO PSIS, Yoyok Sukawi menyebutkan, akan memberi keleluasaan kepada tim pelatih untuk melihat kelayakan Marini untuk menajamkan lini depan PSIS.
“Tetap nanti akan kami lihat sebelum didaftarkan di jeda kompetisi tengah musim. Bukan hanya dalam latihan sehari-hari, namun juga dalam rangkaian uji coba,” ucap Yoyok.
Jika tim pelatih tidak merekomendasi, bukan tidak mungkin pemain itu akan dicoret dan digantikan pemain lain lagi.
“Masih ada dua bulan sebelum jeda tengah musim dan kami akan melihat kemungkinan-kemungkinan terbaik tentang Escobar dan Marini,” ucapnya.
Hal itu karena slot pemain asing PSIS sudah saat ini sudah penuh. Memang ada rencana naturalisasi Escobar namun belum jelas kapan akan terealisasi.
Jika kemudian gagal, maka opsinya adalah siapa yang akan tersingkir dari tim kebanggaan Panser Biru dan Snex tersebut.
Atau bisa jadi dua-duanya digantikan dengan striker baru karena tim ingin performa lini depan yang lebih tajam.(HS)