HALO BANYUMAS – Jembatan Kali Asahan yang menjadi akses utama warga Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, ambruk sejak Senin (24/11/2025) pagi, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dari pukul 18.00–00.00 WIB.
Jembatan yang menghubungkan wilayah Kadus I menuju Kadus V, termasuk Grumbul Boleran dan Grumbul Baron itu roboh setelah diguyur hujan deras sepanjang malam.
Kerusakan jembatan ternyata bukan hal baru. Menurut keterangan perangkat desa, struktur jembatan sudah mulai rusak sejak tahun 2023, di mana bagian fondasi amblas dan terus memburuk karena tak kunjung diperbaiki.
Kepala Desa Cikakak, Akim menjelaskan, kerusakan jembatan semakin parah setelah sisi barat jembatan tergerus banjir yang beberapa kali meluap hingga ke permukiman warga.
“Jembatan ini benar-benar mengganggu akses masyarakat. Dua grumbul terdampak langsung, dan jalur pertanian warga terputus total. Warga yang harus membawa barang berat atau naik mobil harus muter lewat Desa Jambu,” jelasnya, Kamis (27/11/2025).
Akim mengungkapkan, ambruk totalnya jembatan terjadi, saat debit air yang tinggi membuat tanah penopang jembatan tak lagi kuat menahan tekanan sungai.
Pemerintah Desa Cikakak menyebut sudah menyampaikan laporan resmi kepada BPBD Banyumas dan Forkopimcam Wangon, meminta agar pembangunan jembatan segera diprioritaskan.
“Kami memohon bantuan, karena jembatan ini sudah ambruk total. Akses masyarakat sangat terganggu,” ungkap Akim.
Diketahui, jembatan Kali Asahan sebelumnya berstatus jembatan desa, namun sejak 2024 telah masuk dalam kategori jalan kabupaten.
Warga setempat mengaku sangat dirugikan atas kejadian. Mulai dari aktivitas pertanian, olahraga, perdagangan, hingga akses pendidikan kini harus memutar jauh.
“Pertanian dan aktivitas sehari-hari terganggu semua. Anak sekolah juga jadi susah lewat sini. Kami berharap segera diperbaiki, karena ini sangat penting,” ujar salah seorang warga, yang enggan disebut nama.
Selain itu, warga juga khawatir posisi jembatan yang ambruk dapat mengganggu aliran sungai, sehingga jika banjir besar, bisa lebih parah dari sebelumnya.
Hingga saat ini, warga Cikakak masih mengandalkan jalur memutar untuk menuju pusat desa maupun area pertanian. Warga Cikakak berharap pemerintah kabupaten bisa segera turun tangan agar akses vital tersebut kembali normal.(HS)


