HALO REMBANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, saat ini tengah bersiap merelokasi lapak dasaran pedagang, yang selama ini menempati Pasar Rembang Kota.
Pedagang harus dipindahkan ke tempat dasaran sementara di lahan bekas Pasar Kambing di Desa Sumberjo, karena Pasar Rembang Kota akan direvitalisasi.
Di sela-sela peninjauan ke lokasi, Senin (10/11/2025), Kepala Bidang Pasar dan PKL Dindagkop dan UKM, Herry Martono, menjelaskan bahwa penyediaan tempat relokasi sementara bagi pedagang, merupakan salah satu persyaratan utama dalam proses revitalisasi pasar.
Hal ini penting agar kegiatan ekonomi para pedagang tetap berjalan selama proses pembangunan berlangsung.
“Kami sedang menyiapkan tempat sementara untuk pedagang sebagai bagian dari persiapan revitalisasi pasar. Menyiapkan tempat relokasi sementara bagi pedagang merupakan salah satu persyaratan revitalisasi pasar,” kata Herry, seperti dirilis rembangkab.go.id.
Pada tahap pertama tahun 2025, Pemkab Rembang telah menyiapkan anggaran sebesar Rp360 juta untuk pembangunan relokasi sementara. Disiapkan pula tambahan Rp50 juta, untuk kebutuhan persiapan lainnya.
Namun demikian dengan anggaran tersebut, pembuatan lokasi sementara ini baru mampu menampung sekitar 96 pedagang, dari total 2.155 pedagang Pasar Rembang.
Herry menambahkan, pedagang yang akan diprioritaskan menempati lokasi relokasi adalah pedagang yang aktif berjualan.
Untuk menghemat biaya, sebagian area relokasi akan dibangun tanpa atap bagi pedagang pelataran.
“Kami akan utamakan pedagang yang selama ini menempati kios dan los. Beberapa pedagang yang biasanya berjualan di pelataran pasar juga akan dipindahkan ke tempat relokasi ini dengan kondisi yang lebih sederhana, tanpa atap,” jelasnya.
Rencana relokasi sementara ini telah mendapatkan persetujuan dari para pedagang. Paguyuban Pedagang Pasar Rembang juga turut mengawal proses tersebut.
“Sudah ada penandatanganan persetujuan dari semua pihak, termasuk teman-teman dari paguyuban, yang ikut mengawal proses ini. Kami juga telah membentuk tim khusus dari paguyuban yang terdiri atas koordinator untuk masing-masing zona, agar informasi kepada pedagang tersampaikan dengan jelas,” terang Herry.
Terkait anggaran pembangunan relokasi, Herry menjelaskan bahwa tahap pertama akan difokuskan pada pembangunan atap secara keseluruhan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan sekat. Berdasarkan perhitungan bersama konsultan, pembangunan tempat relokasi pedagang membutuhkan anggaran sekitar Rp3 miliar.
“Untuk sekat-sekatnya, kami akan menyesuaikan dengan anggaran yang ada,” kata dia.
Pada perhitungan awal, diperoleh angka Rp6,5 miliar, tetapi pihaknya meminta revisi perencanaan kepada konsultan untuk efisiensi biaya. Hal ini lantaran durasi pembangunan hanya sekitar 1 tahun sampai 1 tahun 6 bulan.
“Kami berharap dapat menurunkan biaya menjadi sekitar Rp3 miliar, dan pemerintah akan mengoptimalkan subsidi dengan anggaran sekitar Rp1 miliar di tahun depan,” tambahnya.
Untuk memastikan kelancaran proses revitalisasi, pekan depan Dindagkop dan UKM Rembang akan melakukan finalisasi dengan Satuan Kerja PUPR Provinsi Jawa Tengah terkait desain Mechanical, Electrical, and Plumbing (MEP).
Pembangunan pasar ini diharapkan menghadirkan fasilitas yang lebih modern dan nyaman bagi pedagang maupun pengunjung.
Dengan persiapan yang matang, Pemkab Rembang berharap revitalisasi Pasar Rembang Kota dapat berjalan lancar serta memberikan manfaat jangka panjang bagi pedagang dan perekonomian daerah.
Sebelumnya, 30 Juni 2025 silam, Pemkab Rembang melalui rembangkab.go.id merilis desain bangunan baru pasar rembang.
Gedung pasar yang akan dibangun di Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang, itu dirancang dengan mengusung konsep arsitektur bernuansa era Belanda, dipadukan dengan sentuhan khas pesisir dan Tionghoa, serta dilengkapi fasilitas modern seperti sekolah pedagang cerdas.
Berdasarkan gambar desain, salah satu sisi pasar terlihat memiliki gaya arsitektur dengan nuansa era kolonial Belanda, sementara bagian belakangnya tampak mengusung atap bergaya rumah Tionghoa, yang merefleksikan keberagaman budaya lokal Rembang.
Kepala Bidang Pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL) Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop UKM) Kabupaten Rembang, Heri Martono, menyampaikan bahwa seluruh draf dokumen perencanaan pembangunan sudah tuntas. Draf dokumen itu mencakup masterplan, UKL-UPL (Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan), hingga Andalalin (Analisis Dampak Lalu Lintas).
“Sudah komplit semuanya. Itu kerja bareng-bareng lintas OPD kami libatkan, pedagang,” katanya.
Pasar ini nantinya akan dibangun dua lantai dan mampu menampung hingga 2.181 pedagang.
Setiap lantai juga dirancang dilengkapi dengan area parkir. Antara lantai satu dan dua dibuat tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 10 anak tangga, sehingga tetap nyaman untuk pengunjung.
“Semua kami akomodir. Setiap lantai ada parkirnya. Jaraknya lantai 1 dengan lantai 2 itu tidak jauh. Jadi melangkah kurang lebih 10 anak tangga sudah ramai. Sirkulasi udara kami utamakan sesuai dengan konsep bangunan hijau,” ujarnya.
Heri menjelaskan bahwa sentuhan arsitektur era Belanda yang dihadirkan bukan untuk menciptakan kemewahan, melainkan sebagai bagian dari pelestarian kearifan lokal.
Corak pesisir dan Tionghoa pun turut diakomodasi untuk mencerminkan wajah budaya Kota Rembang.
“Kami akomodir semuanya di situ. Jadi kami tidak terlalu mewah, tetapi dengan kearifan lokal. Kearifan lokal harus kami jaga,” tegasnya.
Pasar Rembang yang baru ini ditargetkan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) tipe I, yang mencakup aspek kenyamanan, keamanan, dan kelayakan fungsi. Heri juga memastikan bahwa pasar tersebut akan menjadi pasar ramah anak dan ramah disabilitas.
Tak hanya itu, salah satu inovasi penting dalam desain adalah keberadaan sekolah pedagang cerdas. Fasilitas ini disiapkan untuk membekali para pedagang dengan pengetahuan tentang perdagangan yang sehat dan berdaya saing.
“Hubungannya dengan Kabupaten/Kota Sehat akan sinkron. Karena nanti pengawasan bahan pangan yang bebas formalin dan sebagainya itu bisa masuk untuk membina pedagang cerdas tadi,” imbuhnya.
Dengan desain yang memadukan nilai budaya, kenyamanan, dan fungsi edukatif, Pasar Rembang diharapkan tidak hanya menjadi pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga menjadi ikon baru kota yang modern namun tetap berakar pada identitas lokal. (HS-08)


