HALO SEMARANG – Mabes Polri merilis informasi mengejutkan, sebuah vila di Gintungan, Bandungan, Kabupaten Semarang digunakan untuk tempat latihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Warga sekitar tak menyangka, apalagi akhir-akhir ini vila itu tak dipakai karena direnovasi.
Vila yang digunakan jaringan teroris JI itu berada di kawasan RT 01 RW 05 Dusun Gintungan, Kelurahan Bandungan, Kabupaten Semarang.
Padahal dari rilis Mabes Polri, vila tersebut diketahui oleh Densus 88 Anti Teror Polri sebagai salah satu lokasi pusat pelatihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Tak hanya di Bandungan, pusat pelatihan itu juga tersebar di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Di sana, kader baru dari kalangan pemuda berprestasi dibekali keterampilan bela diri, menggunakan senjata tajam, hingga dilatih penyergapan dan perakitan bom.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono menuturkan, pusat latihan anggota muda JI ini diketahui keberadaannya di sejumlah lokasi di Jawa Tengah. Salah satu pusat latihan JI yang dibongkar Polri terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.
“Lokasi ini menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI. Mereka dilatih secara militer dengan tujuan membentuk pasukan sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini (JI),” terang Argo, Sabtu (26/12/2020).
Bangunan itu terlihat seperti villa yang juga digunakan sebagai tempat istirahat (tidur) para anggota JI. Ada juga halaman luas.
Argo menuturkan, dari rumah-rumah itu, para anggota muda Jamaah Islamiyah (JI) dilatih bela diri dan persenjataan hingga simulasi penyerangan pasukan very very important person (VVIP).
“Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaan senjata tajam seperti samurai dan pedang. Termasuk juga menggunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur, sampai ahli sergap (penyergapan) yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus,” ujar Argo.
Argo mengatakan, proses perekrutan generasi muda ini sudah berjalan mulai tahun 2013 hingga 2018. Tiap angkatan ada 10 sampai 15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa.
“Sudah ada tujuh angkatan yang dilatih di sejumlah pusat pelatihan yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah. Total 96 orang yang sudah dilatih dan terlatih,” jelas Argo.
Bahkan, sudah ada anak muda yang berhasil direkrut dan dilatih kemudian dikirim JI ke Suriah mulai periode 2013 sampai 2018 dengan dana yang sudah disiapkan oleh JI.
“Salah satu pelatihnya adalah teroris Joko Priyono alias Karso,” imbuh Argo.
Dikatakan, Karso telah ditangkap pada 2019 dan berstatus narapidana dengan masa hukuman 3,8 tahun penjara.
Dalam simulasinya, para anggota muda ini dilatih bergaya militer. Argo mengatakan, gaya berlatih anggota muda Jamaah Islamiyah (JI) ini bertujuan untuk membentuk pasukan sesuai arahan pimpinan JI.
“Setelah pelatihan di sini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom. Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan JI,” pungkas Argo.(HS)