in

Inilah Sosok Yudhistira ANM Massardi yang akan Mengisi Malam Apresiasi Sastra Jakarta – Kendal

Yudhistira ANM Massardi saat berbincang dengan halosemarang.id

HALO KENDAL – Sindikat Budaya Kendal dan Lembaga Sastra Rakyat akan menggelar Malam Apresiasi Sastra Jakarta – Kendal, dengan materi Pertunjukan Sastra Yudhistira ANM Massardi dari Jakarta dan Kelana Siwi Kendal, Minggu (13/3/2022) pukul 19.00 hingga selesai di Hotel Sae Inn Kendal.

Bagi yang belum mengetahui siapa Yudhistira, ini ulasannya. Nama lengkapnya adalah Yudhistira Ardi Nugraha Moelyana Massardi. Ia lebih dikenal dengan nama Yudhistira ANM Massardi sebagai pengarang dari berbagai jenis karya sastra (novel, cerpen, puisi, dan naskah sinetron).

Pengarang ini dilahirkan di Karanganyar, Subang, Jawa Barat, pada tanggal 28 Februari 1954. Orang tuanya bernama Massardi, asli Cirebon, Jawa Barat, seorang pemilik bengkel sepeda.

Yudhistira adalah kakak beradik dua belas bersaudara, keturunan Jawa-Sunda. Ibunda Yudhistira sendiri bernama Mukinah berasal dari Maos, Cilacap, Jawa Tengah.

Pendidikan SD ia selesaikan di Subang, Jawa Barat. SMP, SMA ia selesaikan Taman Siswa, Yogyakarta (1972).

Ketika Yudhistira dan Noorca, kembarannya, duduk di bangku SMP, mereka pindah ke Yogyakarta ikut kakaknya.

Ketika itu, ia ikut kakaknya. Yudhistira mengakui bahwa ia tidak memiliki latar belakang keluarga intelektual. Yudhistira menyatakan bahwa riwayat pekerjaannya dimulai dari kecil.

Bahkan ia juga pernah bekerja mulai sebagai penjual kue dan koran ketika masih di Subang, kampung halamannya.

Setamat dari SMA Yudhistira mulai terpacu untuk menulis setelah melihat tulisan Noorca dimuat di koran Jakarta (femina, 1994).

Ketika pindah ke Jakarta, Yudhistira mengontrak rumah di daerah Kawi. Dia juga pernah mengontrak paviliun di daerah Kebayoran.

Selain tinggal di Jakarta, Yudhistira telah beberapa kali tinggal di luar negeri untuk beberapa keperluan.

Di antaranya, di Jepang tahun 1983 selama satu tahun untuk melakukan riset, kemudian di Lowa Amerika Serikat pada tahun 1983 selama tiga bulan dalam rangka Program Penulisan Kreatif Internasional, dan di Hongkong tahun 1984 selama satu minggu untuk mengikuti studi perbandingan di News Departemen TVB Hongkong.

Yudhistira pernah menjadi wakil Pemimpin Redaksi majalah Lelaki, tahun 1976—1978. Tahun 1979—1981 Yudhistira bekerja sebagai wartawan majalah berita mingguan Tempo.

Kehidupannya sebagai wartawan Tempo tidak berlangsung lama karena ia kemudian menjadi Redaktur Pelaksana sekaligus pendiri majalah berita Jakarta-Jakarta, tahun 1985—1987.

Pada tahun 1988—1992 Yudhistira pindah tempat kerjanya, meskipun dengan jenis pekerjaan yang sama, yaitu sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Humor.

Tahun 1993—1994, Yudhistira beralih profesi dari dunia tulis ke dunia televisi. Ia menjadi Script Supervisor/Executive Producer PT Indosiar Visual Mandiri (membangun News Division, Memimpin Local Drama Project).

Yudhistira kembali menekuni dunia tulis pada tahun 1994—1998, yaitu menjadi Redaktur Pelaksana di Majalah Gatra.

Pekerjaan yang masih ditekuni dari tahun 1998—2001 adalah sebagai Pemimpin Umum Majalah Gatra.

Yudhistira ANM Massardi mulai menulis karya sastra ketika di bangku SD. Tulisan-tulisannya mulai dipublikasikan ketika Yudhis di SMP dengan judul “Aku Cinta Padamu” di Warta Minggu. Yudhistira sering menggunakan nama samaran Yan dengan tujuan untuk memudahkan menulis.

Sayembara mengarang yang pernah dimenangi Yudhistira adalah “Mencoba Tidak menyerah” (novel), yang memenangkan sayembara dari DKJ tahun 1980.

Karya Yudhistira Arjuna Mencari Cinta (novel, 1977) dinyatakan sebagai Bacaan Remaja Terbaik 1977 oleh Yayasan Buku Utama.

Arjuna Mencari Cinta dan Arjuna Mencari Cinta Part II (novel, 1980), keduanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Noriaki Oshikawa, 1995, 1996), “Wot atawa Jembatan” (sandiwara, 1977) berhasil memenangkan sayembara mengarang Dewan Kesenian Jakarta.

Selain itu sajak Sikat Gigi (kumpulan sajak, 1983) dinyatakan sebagai satu dari empat kumpulan sajak terbaik tahun 1977 oleh Dewan Kesenian Jakarta.

Selain menulis sajak, cerpen, dan novel, Yudhistira juga menulis naskah sinetron, yaitu “Kerikil Putih” (1993, BKKBN/TPI), “Ngidam” (1993, BKKBN/TPI), “Joni Garang” (1994, serial), dan “Arjuna Mencari Cinta” (1977, serial).

Gelar yang pernah diraih Yudhistira adalah sutradara terbaik II dan penata artistik terbaik tahun 1977.

Selain menulis karya sastra, ia juga menulis karya nonsastra, antara lain “Refleksi Peristiwa Dunia” (1994).

Bahkan Taufik Ikram jamil (1985) dalam tulisannya “Antara Menjual Sastra & Dodol” menyebutkan bahwa Yudhistira ANM Massardi tidak mempunyai konsep terhadap keterjunannya di dalam sastra.

Menanggapi pernyataan itu, Yudhistira menyebutkan, karya yang berbobot sastra itu ialah karangan yang mampu berkomunikasi dengan pembacanya, dengan penikmat karya sastra itu sendiri.

“Saya mengibaratkan sastra hendaknya seperti musik dangdut, yaitu karya sastra harus dapat menjangkau publik sebanyak-banyaknya,” ujarnya kepada halosemarang.id, Sabtu (12/3/2022).

Dengan demikian, karya Yudhistira bisa diartikan masuk dalam sastra dangdut.  Yudhistira juga mengaku, pernah disebut-sebut oleh kritikus sastra Indonesia HB Jassin sebagai penulis muda berbakat.

Saat itu, Jassin mengatakan, bahwa Yudhistira tidak ambil peduli apakah hasil tulisannya itu bernilai sastra atau tidak.

“Jika kita sering membaca majalah hiburan seperti Midi, Gadis, Aktuil, Top, atau surat kabar Kompas, Sinar Harapan, dan sebagainya, tidak mustahil di sana kita dapati cerita pendek seorang bernama Yudhistira Ardi Noegraha Massardi,” terang Yudhistira menirukan ucapan HB Jassin.

Jassin juga mengaku, di Horison pun bisa didapati beberapa cerpen Yudhistira. “Y Yang Ku” itulah cerpen pertamanya yang dimuat dalam majalah Horison.

“Sangat berbobot dan sulit dimengerti. Begitulah yang diucapkan HB Jassin saat itu,” ungkap Yudhistira.

Untuk beberapa waktu lamanya, cerpen itulah yang menjadi ukuran bila ia menulis untuk Horison, sampai lahirnya cerpen barunya yang dimuat dalam majalah tersebut. Yaitu “King Size”, “Kambing”, “Saat-Saat Yang Memabukkan”, dan “Sang Pemenang”. (HS-06).

Karya Yudhistira ANM Massardi, antara lain,
1. Novel Arjuna Mencari Cinta (1977),
2. Novel Arjuna Mencari Cinta Part II (1980),
3. Novel Arjuna Wiwahahaha (1984),
4. Novel Obladi Oblada (1979), dan
5. Novel Mencoba Tidak Menyerah (1980).

Untuk Karya Sandiwara, antara lain, “Wot atawa Jembatan” (sandiwara, 1977) dan “Ke” (sandiwara, 1978).

Sedangkan Kumpulan Cerpen, antara lain,
1. Penjarakan Aku dalam Hatimu (1979),
2. Yudhistira Duda (1981),
3. Wawancara dengan Rahwana (1983), dan,
3. Wanita dalam Imajinasi (1994).

Kumpulan sajak
1. Rudi jalak Gugat (1982),
2. Sajak Sikat Gigi (1983) dan
3. Sajak (1977).

Sumber: http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Yudhistira_ANM_Massardi | Ensiklopedia Sastra Indonesia – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

 Polri Tegaskan Sudah Menetapkan Tersangka Sebelum Penangkapan Terorisme di Sukoharjo

11 Napi Bandar Narkoba dari Lapas Semarang Dipindah ke Lapas Highrisk Nusakambangan