in

Ini Pengalaman Sopir Truk Yang Kendaraannya Mogok di Jalan Kaligawe

Beberapa truk yang mogok akibat kemacetan panjang di Jalan Raya Kaligawe, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.

 

HALO SEMARANG – Banjir di Kota Semarang kini sudah mulai surut. Namun kemacetan di Jalan Raya Kaligawe masih menjadi persoalan pada hari keenam banjir di Kota Lumpia ini, Kamis (11/2/2021).

Sejak hari pertama banjir, Sabtu (6/2/2021) terlihat terjadi kemacetan di ruas Jalan Pantura ini. Para pengendara, baik truk, bus, mobil pribadi maupun sepeda motor pun banyak yang terjebak banjir. Tak hanya itu, kendaraan mereka juga tak sedikit mengalami kendala, seperti mesin mati.

Rumijan (61), sopir truk ekspedisi yang mengangkut bahan pokok, mengaku sudah enam hari berada di kumparan air yang membuat truknya mengalami mati mesin.

“Sejak hari pertama saya di sini, truk saya mogok. Awalnya ada truk di depan saya ngerem mendadak, saya juga rem. Eh malah mesinnya mati,” tuturnya kepada halosemarang.id.

Sopir yang berasal dari Kabupaten Pati itu mengaku tidak mengetahui jika jalan yang dilaluinya terendam banjir. Ketinggian kala itu, lanjutnya, mencapai satu meter.

“Saya tidak tahu jika Kaligawe ini banjir, ya di situ (pertigaan) tidak ada yang memberi tahu,” kata Rumijan sambil menunjuk pertigaan Genuk.

Dari Pati, rencananya Rumijan akan mengantarkan barang ke Bandung, Jawa Barat terpaksa harus mengurusi truknya hingga dapat dikendarai. Dirinya mengaku mendapat komplain dari kliennya, perihal keterlambatan dalam mengantarkan barang.

“Ya saya kan enggak tahu kalau banjir, ya masak saya kena komplain karena saya tetap menerjang banjir. Ini biaya memperbaiki mesin saya tanggung, dari perusahaan belum turun tangan,” imbuhnya dengan ramah.

Selama enam hari, dia hanya mendapat bantuan dari relawan sebuah nasi bungkus pada hari kedua, Minggu (7/2/2021). Menurutnya untuk mencari warung atau rumah makan di situasi seperti sekarang sulit.

“Satu kali saja, nasi bungkus pada hari Minggu, ya gimana saya mau beli makan di warung pada tutup, nyari sampai jauh. Ini saja saya sudah merasa gatal-gatal di kaki, kutu air mulai menyerang,” pungkasnya.

Sedangkan, Ana (20) karyawan pabrik yang berada di Kawasan Industri Terboyo (KIT) juga mengalami dampak banjir pada awal Februari ini.

Ana menuturkan, selama dirinya bekerja di KIT, banjir kali ini menurutnya paling parah dari banjir-banjir sebelumnya.

“Banjir ini berbeda dari sebelumnya, kali ini paling parah selama saya hampir dua tahun bekerja,” ungkap Ana.(HS)

Panglima TNI Meninjau Pelaksanaan PPKM Skala Mikro di Surabaya

Dua Pengedar Sabu-sabu Berhasil Diamankan Polisi di Dua Tempat Berbeda di Semarang